Usai melakukan rapat koordinasi antisipasi banjir, Gubernur DKI Jakarta Jokowi memantau kondisi saluran air pada beberapa titik di kawasan Jakarta Selatan. Tempat pertama yang dikunjunginya adalah saluran air di depan kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Untuk sesaat Jokowi sempat tampak terperangah saat melihat saluran air yang menyambung ke Kalibaru Barat itu. Beberapa lilitan kabel yang terbentang sekitar 20 cm di dalam saluran air di depan Kantor DPP PAN itu membuatnya terganggu.
Pria bernama lengkap Joko Widodo itu pun bertanya mengenai apa yang dilihatnya pada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan. "Ini kabel-kabelnya punya siapa, Pak? Sangat mengganggu air yang masuk ini," tanya Jokowi kepada Manggas.
Manggas pun menjawab, "Ini punya Telkom dan PLN Pak."
Jokowi langsung memerintahkan Manggas agar segera menyurati dua perusahaan BUMN itu merapikan kabel-kabel yang menjulur tanpa adanya pelindung tersebut. "Itu besok langsung disurati, supaya tidak lagi seperti ini," perintah Jokowi.
Menurut Jokowi, semestinya kabel-kabel itu tidak boleh membentang begitu saja di saluran air tanpa adanya ducting (saluran khusus untuk kabel). Ducting diperlukan agar kabel-kabel itu tidak menggangu jalannya air.
"Sebenarnya ini harus ada ducting, kita yang buat mereka bayar, tapi kan kita ini terlambat banget, jadinya kaya gini," kata Jokowi.
Karena ducting belum tersedia, menurut Jokowi, semetinya pemasangan kabel-kabel itu terpasang pada 130 sentimeter di bawah tanah. Bukannya terbentang begitu saja sejauh 20 cm di dalam saluran air tanpa pelindung.
"Harusnya kalau tidak, mengikuti aturannya, kabel-kabel ini posisinya harus 130 sentimeter di bawah tanah. Tapi kalau ini hanya 10 sampai 20 sentimeter. Seperti tadi di Warung Buncit, kabel keluar semua nggak ditanam, bagaimana bicara kalau praktik lapangan masih gitu," ujar Jokowi.
Jokowi pun meminta kepada Dinas PU agar tahun depan dibangun ducting yang diperuntukan bagi kabel-kabel yang selama ini berada di saluran air. Nantinya, Jokowi akan mewajibkan seluruh perusahaan pemilik kabel-kabel tersebut untuk menyewa ducting tersebut.
"Ducting ini harus ada, tahun depan akan dibangun. Tapi ini memang waktunya nggak sebentar. Untuk seluruh kota saja bisa 5 sampai 10 tahun. Ya kalau mereka nggak mau sewa, cabut kabel optiknya," tegas Jokowi. (Ndy/Mut)
Untuk sesaat Jokowi sempat tampak terperangah saat melihat saluran air yang menyambung ke Kalibaru Barat itu. Beberapa lilitan kabel yang terbentang sekitar 20 cm di dalam saluran air di depan Kantor DPP PAN itu membuatnya terganggu.
Pria bernama lengkap Joko Widodo itu pun bertanya mengenai apa yang dilihatnya pada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan. "Ini kabel-kabelnya punya siapa, Pak? Sangat mengganggu air yang masuk ini," tanya Jokowi kepada Manggas.
Manggas pun menjawab, "Ini punya Telkom dan PLN Pak."
Jokowi langsung memerintahkan Manggas agar segera menyurati dua perusahaan BUMN itu merapikan kabel-kabel yang menjulur tanpa adanya pelindung tersebut. "Itu besok langsung disurati, supaya tidak lagi seperti ini," perintah Jokowi.
Menurut Jokowi, semestinya kabel-kabel itu tidak boleh membentang begitu saja di saluran air tanpa adanya ducting (saluran khusus untuk kabel). Ducting diperlukan agar kabel-kabel itu tidak menggangu jalannya air.
"Sebenarnya ini harus ada ducting, kita yang buat mereka bayar, tapi kan kita ini terlambat banget, jadinya kaya gini," kata Jokowi.
Karena ducting belum tersedia, menurut Jokowi, semetinya pemasangan kabel-kabel itu terpasang pada 130 sentimeter di bawah tanah. Bukannya terbentang begitu saja sejauh 20 cm di dalam saluran air tanpa pelindung.
"Harusnya kalau tidak, mengikuti aturannya, kabel-kabel ini posisinya harus 130 sentimeter di bawah tanah. Tapi kalau ini hanya 10 sampai 20 sentimeter. Seperti tadi di Warung Buncit, kabel keluar semua nggak ditanam, bagaimana bicara kalau praktik lapangan masih gitu," ujar Jokowi.
Jokowi pun meminta kepada Dinas PU agar tahun depan dibangun ducting yang diperuntukan bagi kabel-kabel yang selama ini berada di saluran air. Nantinya, Jokowi akan mewajibkan seluruh perusahaan pemilik kabel-kabel tersebut untuk menyewa ducting tersebut.
"Ducting ini harus ada, tahun depan akan dibangun. Tapi ini memang waktunya nggak sebentar. Untuk seluruh kota saja bisa 5 sampai 10 tahun. Ya kalau mereka nggak mau sewa, cabut kabel optiknya," tegas Jokowi. (Ndy/Mut)