Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di Jakarta bakal semakin tinggi dan berpotensi menyebabkan banjir tahunan. Untuk mencegah banjir, Pemprov DKI mempercepat pengerukan waduk-waduk di Jakarta.
Namun jika saat puncak musim hujan nanti upaya Pemprov DKI tak kunjung rampung, maka tak ada pilihan lain selain membuka Pintu Air Manggarai sesuai prosedur. Dan jika itu dilakukan, maka Istana Kepresidenan bakal tergenang banjir.
Sebelum itu terjadi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengambil ancang-ancang dengan meminta maaf terlebih dahulu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ya, kalau sudah Siaga I kami buka. Paling telepon Presiden, 'Maaf Pak Presiden, kemungkinan Istana kerendem'," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan, keputusan membuka Pintu Air Manggarai itu tergantung dari hasil perundingan antara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dengan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
"Kan belum ada yang berani buka (Pintu Air Manggarai). Justru kemarin karena nggak dibuka, di mana-mana air tinggi. Kalau dibuka, akan masuk ke Istiqlal, Ancol, dan Pluit. Cuma kemarin kan mesin memble. Skenarionya harus buka berdasarkan kemarin," tuturnya.
"Tapi tetap tergantung Presiden. Kalau dia bilang jangan? Tergantung Pak Gubernur juga," imbuhnya.
Namun, ia tetap berharap pilihan membuka pintu air Manggarai tidak dilakukan selama daya tampung Waduk Pluit, Jakarta Utara masih mencukupi dengan adanya pengerukan serta pembersihan sampah dan eceng gondok.
Terlebih, pihaknya juga telah menambah pompa-pompa air. "Kalau keburu, tidak ada rendaman. Kalau tidak keburu, selesai. Rumah saya (di Pluit) juga selesai," pungkas Ahok. (Ndy/Ism)
Namun jika saat puncak musim hujan nanti upaya Pemprov DKI tak kunjung rampung, maka tak ada pilihan lain selain membuka Pintu Air Manggarai sesuai prosedur. Dan jika itu dilakukan, maka Istana Kepresidenan bakal tergenang banjir.
Sebelum itu terjadi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengambil ancang-ancang dengan meminta maaf terlebih dahulu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ya, kalau sudah Siaga I kami buka. Paling telepon Presiden, 'Maaf Pak Presiden, kemungkinan Istana kerendem'," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan, keputusan membuka Pintu Air Manggarai itu tergantung dari hasil perundingan antara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dengan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
"Kan belum ada yang berani buka (Pintu Air Manggarai). Justru kemarin karena nggak dibuka, di mana-mana air tinggi. Kalau dibuka, akan masuk ke Istiqlal, Ancol, dan Pluit. Cuma kemarin kan mesin memble. Skenarionya harus buka berdasarkan kemarin," tuturnya.
"Tapi tetap tergantung Presiden. Kalau dia bilang jangan? Tergantung Pak Gubernur juga," imbuhnya.
Namun, ia tetap berharap pilihan membuka pintu air Manggarai tidak dilakukan selama daya tampung Waduk Pluit, Jakarta Utara masih mencukupi dengan adanya pengerukan serta pembersihan sampah dan eceng gondok.
Terlebih, pihaknya juga telah menambah pompa-pompa air. "Kalau keburu, tidak ada rendaman. Kalau tidak keburu, selesai. Rumah saya (di Pluit) juga selesai," pungkas Ahok. (Ndy/Ism)