Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lebih dari 5 jam menggeledah kediaman Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum terkait kasus proyek Hambalang yang membelit istrinya, Attiyah Laila. Dari penggeledahan itu, ditemukan surat yang disebut dari pegawai KPK di kediaman Anas.
"Ditemukan surat dari pegawai KPK," kata juru bicara PPI Ma'mun Murod Al-Barbasy dalam keterangan pers di kediaman Anas, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2013).
Awalnya, kata Ma'mun surat yang disebut dari pegawai KPK itu tidak akan pernah disampaikan ke publik. Tetapi karena surat itu disita KPK, kata Ma'mun, maka isi dari surat itu dinilai perlu untuk disampaikan kepada publik.
"Karena sifatnya rahasia. Tapi karena digeledah, ketahuan dan kemudian dibawa oleh KPK, maka kami merasa penting surat itu harus dibacakan," beber penulis buku 'Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas' ini.
Lalu, apa isi dari surat itu? Berikut isinya seperti dibacakan oleh Ma'mun:
"Kepada Yth
Bapak Anas Urbaningrum
di Tempat
"Sebelumnya saya mohon maaf dan menjaga kerahasiaan ini. Saya tidak menyebut identitas saya. Saya adalah pegawai biasa di KPK. Pak Anas yang lugu dan polos, politik itu memang benar sadis dan tidak ada hati nurani. Teman, kerabat tidak heran, kalau itu musuh dan lawan politik. Termasuk Pak Anas adalah korban politik dari elite petinggi-petinggi internal sendiri.
Dan di balik ini semua, Pak SBY dengan kroninya, masalah bocor sprindik, saya tersenyum. Tapi hati saya terluka. Pak Anas, saya adalah pengagum Pak Anas dan siap mendukung perlawanan politik ini. Termasuk mahasiswa agar kebenaran itu siap kita dukung.
Pak Anas, ada hal penting yang saya informasikan, di KPK ada surat Nazaruddin. Dalam Berita Acara Pemeriksaan, Nazaruddin melaporkan Pak SBY menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009. Di mana BAP itu sudah ditandatangani Nazaruddin, tapi sampai sekarang ini tidak pernah diangkat KPK dan tidak diteruskan langsung sampai sekarang.
"Ditemukan surat dari pegawai KPK," kata juru bicara PPI Ma'mun Murod Al-Barbasy dalam keterangan pers di kediaman Anas, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2013).
Awalnya, kata Ma'mun surat yang disebut dari pegawai KPK itu tidak akan pernah disampaikan ke publik. Tetapi karena surat itu disita KPK, kata Ma'mun, maka isi dari surat itu dinilai perlu untuk disampaikan kepada publik.
"Karena sifatnya rahasia. Tapi karena digeledah, ketahuan dan kemudian dibawa oleh KPK, maka kami merasa penting surat itu harus dibacakan," beber penulis buku 'Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas' ini.
Lalu, apa isi dari surat itu? Berikut isinya seperti dibacakan oleh Ma'mun:
"Kepada Yth
Bapak Anas Urbaningrum
di Tempat
"Sebelumnya saya mohon maaf dan menjaga kerahasiaan ini. Saya tidak menyebut identitas saya. Saya adalah pegawai biasa di KPK. Pak Anas yang lugu dan polos, politik itu memang benar sadis dan tidak ada hati nurani. Teman, kerabat tidak heran, kalau itu musuh dan lawan politik. Termasuk Pak Anas adalah korban politik dari elite petinggi-petinggi internal sendiri.
Dan di balik ini semua, Pak SBY dengan kroninya, masalah bocor sprindik, saya tersenyum. Tapi hati saya terluka. Pak Anas, saya adalah pengagum Pak Anas dan siap mendukung perlawanan politik ini. Termasuk mahasiswa agar kebenaran itu siap kita dukung.
Pak Anas, ada hal penting yang saya informasikan, di KPK ada surat Nazaruddin. Dalam Berita Acara Pemeriksaan, Nazaruddin melaporkan Pak SBY menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009. Di mana BAP itu sudah ditandatangani Nazaruddin, tapi sampai sekarang ini tidak pernah diangkat KPK dan tidak diteruskan langsung sampai sekarang.
Mungkin ini bisa jadi amunisi perlawanan politik buat Bapak. Demikian surat ini saya buat sebagai bentuk pendukung dan mengagumi Pak Anas. Akhir kata saya ucapkan maju terus, kebenaran pasti terungkap."
Dalam surat itu, kata Ma'mun tidak disebutkan identitas pengirim. "Tetapi, di dalamnya ada nomor ponsel segala macam, tapi tidak bisa saya sebutkan. Kalau ingin jelasnya, silakan ke KPK. Data ini sudah ada di KPK," ujar Ma'mun. (Ism/Sss)