Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui saat ini banyak calo Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang bermunculan di sejumlah rumah sakit. Tidak hanya di RSUD Koja, Jakarta Utara, yang tengah santer diberitakan.
"Calo banyak sekali. Kita berusaha tangkapin. Hampir semua rumah sakit ada calo. Mereka itu membohongi karena setiap ada orang berobat ditawarin, mau enggak? Saya bisa urus KJS kamu bisa bayar murah," ujar Basuki di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2013).
Mantan anggota Komisi II DPR yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, sebetulnya Dinas Kesehatan DKI berencana menambah ruang di RSUD Koja. Penambahan itu untuk kamar kelas III bagi pengguna KJS.
Namun, rancang bangun rumah sakit tersebut diakuinya sedikit terlambat. Sehingga tidak menyebabkan penumpukan pasien. Di samping itu, praktik calo penjual nomor antrean pasien juga dapat dihindari.
"Kita sudah bisa beli alat berat dan kesehatan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Itu sudah bisa dibangun melalui rancang bangun," kata Ahok.
Diberitakan sebelumnya, di RSUD Koja beberapa calo yang berkeliaran menjual nomor antrean seharga Rp 15 ribu kepada pasien KJS yang menumpuk di ruang tunggu. Sementara, tempat duduk yang disediakan tidak dapat menampung jumlah pasien yang mengantre.
"Saya keluar duit Rp 15 ribu buat beli nomor registrasi. Kepala sudah cenat-cenut karena migrain. Sudah datang pagi tapi tetap saja dapat nomor buncit," ujar salah satu pasien di RSUD Koja Veronica, Jumat pekan lalu. (Mut/Ism)
"Calo banyak sekali. Kita berusaha tangkapin. Hampir semua rumah sakit ada calo. Mereka itu membohongi karena setiap ada orang berobat ditawarin, mau enggak? Saya bisa urus KJS kamu bisa bayar murah," ujar Basuki di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2013).
Mantan anggota Komisi II DPR yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, sebetulnya Dinas Kesehatan DKI berencana menambah ruang di RSUD Koja. Penambahan itu untuk kamar kelas III bagi pengguna KJS.
Namun, rancang bangun rumah sakit tersebut diakuinya sedikit terlambat. Sehingga tidak menyebabkan penumpukan pasien. Di samping itu, praktik calo penjual nomor antrean pasien juga dapat dihindari.
"Kita sudah bisa beli alat berat dan kesehatan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Itu sudah bisa dibangun melalui rancang bangun," kata Ahok.
Diberitakan sebelumnya, di RSUD Koja beberapa calo yang berkeliaran menjual nomor antrean seharga Rp 15 ribu kepada pasien KJS yang menumpuk di ruang tunggu. Sementara, tempat duduk yang disediakan tidak dapat menampung jumlah pasien yang mengantre.
"Saya keluar duit Rp 15 ribu buat beli nomor registrasi. Kepala sudah cenat-cenut karena migrain. Sudah datang pagi tapi tetap saja dapat nomor buncit," ujar salah satu pasien di RSUD Koja Veronica, Jumat pekan lalu. (Mut/Ism)