Sukses

Ke Muara Karang, Jokowi: Tak Semua Masalah Jakarta Saya Tangani

Jokowi mengunjungi daerah yang akan digusur untuk pelebaran jalan di Jalan Muara Karang, Karang Ayu Barat Jakarta Utara.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi daerah yang akan digusur untuk pelebaran jalan di Jalan Muara Karang, Karang Ayu Barat, Jakarta Utara. Pengecekan lokasi tersebut dilakukan guna menjawab keluhan pedagang setempat, kepada pria yang akrab disapa Jokowi itu.

"Warga Muara Karang sudah 3 kali nemuin saya dan berkeluh kesah mengenai penggusuran. Dan ini saya liat di lapangan. Semua masalah yang ada di Jakarta tidak semua saya tangani. Banyak hal yang tidak saya mengerti. Jangan dipikir semua hal saya tau. Ini kalau sudah ada keluhan baru saya tahu," ujar Jokowi di Muara Karang, Kamis (14/11/2013).

Selain mendengar permintaan warga, mantan walikota Surakarta itu mengaku dirinya juga harus melihat sisi tata ruang dan status lahan di kawasan tersebut. Sehingga dapat ditemukan solusi terbaik antara kesejahteraan warga, dengan kelancaran program pengatasan kemacetan dengan pelebaran jalan.

"Kalau mau dilebarkan, dilebarkan berapa meter. Tapi saya mau liat gambarnya dulu. Ya semua kepentingan harus bisa terakomodasi. Itu paling baik. Warga dapat solusi kalau bisa enggak usah digusur, tapi secara tata ruang juga harus dilihat," kata Jokowi.

Sementara, salah seorang pedagang warteg di Muara Karang Muhammad Fauzi (30) mengatakan bahwa mereka tetap menolak penggusuran. Sebab menurut dia, selama ini tidak terjadi kemacetan di wilayah tersebut seperti yang dilaporkan pihak kelurahan dan kecamatan. Maka mereka meminta agar Jokowi dapat menengahi persoalan penggusuran tersebut.

"Kita sih penginnya bertahan di sini. Jangan sampai dibongkar. Cuma pihak kelurahan dan kecamatan memaksa dibongkar. Sudah kasih surat 7x24 jam. Makanya pihak pedagang sini minta tolong sama pak gubernur, minta perlindungan untuk datang ke sini," ungkapnya.

Fauzi juga mengakui, PT Jakarta Propertindo yang menangani proyek pelebaran jalan itu sudah memberikan penawaran ganti rugi sebesar Rp 2 juta per warung. Begitu juga kelurahan yang berjanji memberi Rp 10 juta untuk setiap warung yang digusur. Hanya alasan penggusuran mereka nilai belum jelas.

"Pedagang nggak mau. Kami setuju kalau memang pelebaran jalan untuk kemacetan. Tapi jalanan sudah lebar dan tidak macet," tukas Fauzi. (Tnt/Mut)
Video Terkini