Buku memoar mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso berjudul Hoegeng, Polisi dan Menteri Teladan diluncurkan di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan. Peluncuran tokoh kepolisian yang dianggap bersih itu mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan termasuk dari Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
JK sapaan akrab Jusuf Kalla menilai Hoegeng merupakan sosok pemimpin yang tegas. Apalagi saat itu, Polri yang dipimpin Hoegeng berada dalam masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru. Ia pun mengaku pernah bertemu langsung dengan sang jenderal yang dikenal sederhana itu.
"Pernah bertemu (3 kali). Kesan saya, beliau tegas, beliau selalu jadi trademark," kata JK di Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2013).
Pria yang menjabar Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu menuturkan sosok pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang berwibawa, tegas, dan jujur. Tanpa ketiganya seseorang belum bisa dikatakan sebagai pemimpin yang ideal.
"Sebagai pemimpin, yang kita butuhkan adalah wibawa. Tapi pemimpin yang wibawa juga harus tegas, tapi pemimpin yang tegas juga harus jujur," jelas JK.
Tak hanya itu, seorang pemimpin yang wibawa, tegas, dan jujur juga tidak hidup dalam kemewahan. Justru semua itu identik dengan hidup sederhana, seperti Hoegeng.
"Kalau mau jujur itu memang harus hidup sederhana. Tidak mungkin jujur hidup bermewah-mewahan. Saya rasa itu yang membedakan beliau dengan pemimpin yang lain," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Selain itu, Ia menambahkan seseorang bisa dikatakan jujur jika dia memiliki kewenangan dan kekuasaan yang disertai kesempatan, tapi tidak menggunakan semua itu untuk berbuat tidak jujur.
"Beliau pernah menjabat Kapolri, Kepala Imigrasi, dan Menteri. Beliau punya kesempatan, tapi beliau tidak menggunakan itu. Beliau ini menikmati kesederhanaan," tandas JK. (Adi/Yus)
JK sapaan akrab Jusuf Kalla menilai Hoegeng merupakan sosok pemimpin yang tegas. Apalagi saat itu, Polri yang dipimpin Hoegeng berada dalam masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru. Ia pun mengaku pernah bertemu langsung dengan sang jenderal yang dikenal sederhana itu.
"Pernah bertemu (3 kali). Kesan saya, beliau tegas, beliau selalu jadi trademark," kata JK di Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2013).
Pria yang menjabar Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu menuturkan sosok pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang berwibawa, tegas, dan jujur. Tanpa ketiganya seseorang belum bisa dikatakan sebagai pemimpin yang ideal.
"Sebagai pemimpin, yang kita butuhkan adalah wibawa. Tapi pemimpin yang wibawa juga harus tegas, tapi pemimpin yang tegas juga harus jujur," jelas JK.
Tak hanya itu, seorang pemimpin yang wibawa, tegas, dan jujur juga tidak hidup dalam kemewahan. Justru semua itu identik dengan hidup sederhana, seperti Hoegeng.
"Kalau mau jujur itu memang harus hidup sederhana. Tidak mungkin jujur hidup bermewah-mewahan. Saya rasa itu yang membedakan beliau dengan pemimpin yang lain," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Selain itu, Ia menambahkan seseorang bisa dikatakan jujur jika dia memiliki kewenangan dan kekuasaan yang disertai kesempatan, tapi tidak menggunakan semua itu untuk berbuat tidak jujur.
"Beliau pernah menjabat Kapolri, Kepala Imigrasi, dan Menteri. Beliau punya kesempatan, tapi beliau tidak menggunakan itu. Beliau ini menikmati kesederhanaan," tandas JK. (Adi/Yus)