Sukses

[VIDEO] Batik Sragen Pakai Pewarna dari Buah dan Kulit Pohon

Warna-warni batik antara lain berasal dari buah jalawe, kulit manggis, kayu teger, kayu mahoni, serta kulit buah duet.

Pengrajin batik di Sragen, Jawa Tengah, memproduksi batik berbahan pewarna alami dari kulit buah dan tanaman. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, warna alami pada batik juga membuatnya lebih nyaman dikenakan.

Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (19/11/2013) memberitakan, batik berperwarna alami itu diproduksi di sentra produksi batik Desa Pilang, Kecamatan Masaran. Salah satu perajinnya adalah Wartiti.

Berbeda dengan batik pada umumnya, Wartiti sengaja menggunakan pewarna alami dari kulit buah dan tumbuh-tumbuhan. Selain ramah lingkungan, hasilnya pun nyaman dikenakan.

Warna-warni batik antara lain berasal dari buah jalawe, kulit manggis, kayu teger, kayu mahoni, serta kulit buah duet. Bahan-bahan ini ditakar membentuk warna dasar, kemudian direbus hingga air berubah warna.

Pembuatan pola dan penulisan batik pun dikerjakan. Agar warna kain terlihat tajam dilakukan 2 kali proses pencelupan. Untuk lebih ramah lingkungan, produsen batik Wartiti memiliki tampungan air khusus untuk membuang limbah warna batik.

Dengan dibantu 25 karyawan, produsen batik yang baru berdiri selama 3 tahun ini kini mampu melayani pesanan dari berbagai daerah, meski harga batik ini lebih mahal dari batik berpewarna sintetis. Baju batik dibandrol mulai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta. (Eks/Sss)