Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dihadirkan menjadi saksi dalam sidang lanjutan terdakwa Deddy Kusdinar dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sarana Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang. Dalam sidang ini, Adhyaksa bersaksi mengenai kinerja Deddy kesehariannya di Kemenpora.
Adhyaksa tak percaya perubahan anggaran proyek P3SON di bukit Hambalang, Jawa Barat dari Rp 125 miliar menjadi Rp 2,5 triliun, atas inisiatif Deddy. Sebab, Deddy tipe orang yang menurut perintah atasan.
"Terdakwa ini orangnya patuh. Setahu saya, 6 tahun menjabat Menteri, apa yang disuruh, dikerjakan sama Deddy. Saya sudah baca CV-nya, tidak mungkin dia bekerja tanpa ada yang suruh. (Perubahan) anggaran itu bukan dia, saya yakin," kata Adhyaksa saat memberi keterangannya di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2013).
Karena itu, Adhyaksa percaya jika ada orang lain yang punya jabatan lebih tinggi yang menyuruh Deddy. Khususnya untuk pengubahan nilai anggaran.
Namun demikian, dia tidak tahu siapa yang menyuruh Deddy itu. "Mana saya tahu? Tapi di atas dia kan masih ada langit," katanya.
Oleh sebab itu, Adhyaksa kaget saat nilai anggaran naik menjadi Rp 2,5 triliun. Apalagi, perubahan nilai anggaran itu dilakukan oleh satu orang, yakni Deddy yang saat itu sebagai Pejabat Pembuat Komitmen Kemenpora, Adhyaksa tak memercayainya.
"Nggak wajar itu. Anggaran yang segitu besar ditangani satu orang PPK, Deddy Kusdinar," ucap Adhyaksa. (Mvi/Ism)
Adhyaksa tak percaya perubahan anggaran proyek P3SON di bukit Hambalang, Jawa Barat dari Rp 125 miliar menjadi Rp 2,5 triliun, atas inisiatif Deddy. Sebab, Deddy tipe orang yang menurut perintah atasan.
"Terdakwa ini orangnya patuh. Setahu saya, 6 tahun menjabat Menteri, apa yang disuruh, dikerjakan sama Deddy. Saya sudah baca CV-nya, tidak mungkin dia bekerja tanpa ada yang suruh. (Perubahan) anggaran itu bukan dia, saya yakin," kata Adhyaksa saat memberi keterangannya di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2013).
Karena itu, Adhyaksa percaya jika ada orang lain yang punya jabatan lebih tinggi yang menyuruh Deddy. Khususnya untuk pengubahan nilai anggaran.
Namun demikian, dia tidak tahu siapa yang menyuruh Deddy itu. "Mana saya tahu? Tapi di atas dia kan masih ada langit," katanya.
Oleh sebab itu, Adhyaksa kaget saat nilai anggaran naik menjadi Rp 2,5 triliun. Apalagi, perubahan nilai anggaran itu dilakukan oleh satu orang, yakni Deddy yang saat itu sebagai Pejabat Pembuat Komitmen Kemenpora, Adhyaksa tak memercayainya.
"Nggak wajar itu. Anggaran yang segitu besar ditangani satu orang PPK, Deddy Kusdinar," ucap Adhyaksa. (Mvi/Ism)