Metromini T58 jurusan Cililitan-Klender menabrak 2 kios di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur. Diduga, Metromini hilang kendali saat menghindari sepeda motor.
Menurut sopir Metromini, Fransis, peristiwa berawal saat kendaraan yang dibawanya melaju dari arah Cililitan menuju Kalimalang. Tiba-tiba saja ada sepeda motor yang melaju dari arah berlawanan dan mengambil lajur Metromini.
Untuk menghindari kecelakaan, dia mengerem dan membanting setir ke kiri. Alhasil, Metromini yang dikendarainya menabrak 2 kios.
"Kaget ada motor. Saya ngerem dan banting setir ke kiri, kecepatannya cuma 30 sampai 40 km/jam," kata Francis di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Metromini pertama kali menabrak bagian depan bengkel. Kompresor yang berada di depan bengkel sempat terpelanting. Atap bagian depan bengkel pun ambruk.
Tak cukup sampai di situ, Metromini kemudian menabrak toko kerai bambu yang berada di samping bengkel. Barang jualan yang dipajang di bagian depan ikut terbawa terjangan mobil. "Mobil baru berhenti 4 meter ke depan," lanjut Fransis.
Saji (52) pemilik bengkel mengaku Metromini di wilayah itu memang terkenal ugal-ugalan saat berkendara. Beruntung dia selamat.
"Saya lagi istirahat di dalam. Dengar suara kencang, tiba-tiba sudah nabrak. Untung saya di dalam," kata Saji.
Sedangkan Iwan (20) pengawai toko kerai bambu mengatakan, barang dagangan dan bagian depan toko hancur. Dia meminta ganti rugi akibat kejadian itu.
"Kalau saya minta Rp 5 juta. Tadi saya dengar bengkel sebelah minta Rp 3 juta," terangnya.
Baik sopir maupun para pedagang bermusyawarah untuk membicarakan kasus tersebut, supaya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. (Mvi/Sss)
Menurut sopir Metromini, Fransis, peristiwa berawal saat kendaraan yang dibawanya melaju dari arah Cililitan menuju Kalimalang. Tiba-tiba saja ada sepeda motor yang melaju dari arah berlawanan dan mengambil lajur Metromini.
Untuk menghindari kecelakaan, dia mengerem dan membanting setir ke kiri. Alhasil, Metromini yang dikendarainya menabrak 2 kios.
"Kaget ada motor. Saya ngerem dan banting setir ke kiri, kecepatannya cuma 30 sampai 40 km/jam," kata Francis di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Metromini pertama kali menabrak bagian depan bengkel. Kompresor yang berada di depan bengkel sempat terpelanting. Atap bagian depan bengkel pun ambruk.
Tak cukup sampai di situ, Metromini kemudian menabrak toko kerai bambu yang berada di samping bengkel. Barang jualan yang dipajang di bagian depan ikut terbawa terjangan mobil. "Mobil baru berhenti 4 meter ke depan," lanjut Fransis.
Saji (52) pemilik bengkel mengaku Metromini di wilayah itu memang terkenal ugal-ugalan saat berkendara. Beruntung dia selamat.
"Saya lagi istirahat di dalam. Dengar suara kencang, tiba-tiba sudah nabrak. Untung saya di dalam," kata Saji.
Sedangkan Iwan (20) pengawai toko kerai bambu mengatakan, barang dagangan dan bagian depan toko hancur. Dia meminta ganti rugi akibat kejadian itu.
"Kalau saya minta Rp 5 juta. Tadi saya dengar bengkel sebelah minta Rp 3 juta," terangnya.
Baik sopir maupun para pedagang bermusyawarah untuk membicarakan kasus tersebut, supaya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. (Mvi/Sss)