Sukses

Bentrok TNI Vs Brimob, SBY Geram Disadap Australia

Bentrokan TNI dengan Polisi terjadi di Karawang, Jabar. Bentrokan terjadi hal karena hal sepele. Berita itu salah satu info terfavorit.

Lagi-lagi bentrokan antar-aparat kembali terjadi. Kali ini anggota TNI AD baku hantam dengan anggota Brimob di Karawang, Jawa Barat. Akibatnya sejumlah kendaraan rusak. Pos polisi di depan Mega Mal Karawang pun hancur lebur.

Bentrokan dipicu oleh hal sepele. Yaitu saat anggota TNI AD yang tak memakai baju dinas tak terima ditegur oleh anggota Brimob Jawa Barat dengan wajah sinis. Keduanya pun terlibat adu mulut hingga akhirnya terjadi bentrokan.

Informasi tersebut menjadi berita terfavorit di hati pembaca Liputan6.com. Selain bentrokan, berita penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia terhadap ponsel SBY, juga menjadi isu menarik para pecinta situs berita aktual, tajam, dan terpercaya ini.

Kedua berita itu menjadi bagian dari 5 berita yang paling dicari pecinta Liputan6.com sepanjang Selasa 19 November 2013 kemarin.

Berikut 5 berita tersebut:

1. 8 Polisi Luka, Bentrokan Brimob Vs TNI AD Dipicu Muka Sinis

Puluhan anggota TNI AD dan Brimob terjadi di Karawang, Jawa Barat, Selasa 19 November 2013 sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya TNI dan Polri terlibat adu mulut di depan gedung Kantor Bupati Karawang sekitar pukul 11.00 WIB. Kemudian anggota TNI dan Polri yang jumlahnya masing-masing sekitar 20 orang itu bentrok dari luar sampai masuk ke dalam Gedung Kantor Bupati.

Akibatnya sejumlah kendaraan rusak. Pos polisi depan Mega Mal Karawang pun hancur. Sebanyak 8 polisi juga menjadi korban luka-luka.

Menurut anggota Polres Karawang yang enggan disebutkan namanya, insiden itu terjadi saat anggota TNI Praka Edi yang tak memakai baju dinas, tidak terima ditegur anggota Brimob Jawa Barat Bripka Welly. Akhirnya ribut mulut dan terjadi pemukulan terhadap anggota TNI AD.

Selanjutnya, permasalahan keributan itu dilerai anggota Brimob lainnya. Permasalahan pun diselesaikan dengan musyawarah di ruang tunggu Bupati lantai 2 Kantor Pemda. Namun ternyata, anggota TNI AD itu tidak terima atas pemukulan Bripka Wely. Ia bersama puluhan anggota TNI lainnya menyerang anggota polisi yang tengah melakukan penjagaan demonstrasi buruh.

2. Direktur WIKA Jatuh dari Jembatan Penyeberangan

Direktur Operasional III PT Wijaya Karya (WIKA) Ikuten Sinulingga jatuh dari jembatan penyeberangan orang (JPO) di Halte Transjakarta Cawang-Sutoyo. Ikuten mengalami patah di lengan, mulut dan dahi terluka. Apakah itu murni kecelakaan?

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni menduga sang direktur itu sengaja terjun dari jembatan penyeberangan. Dugaan itu didapat setelah pihaknya melakukan penyelidikan di lapangan. Karena, lanjut Kaharni, tidak mungkin Ikuten jatuh karena terpeleset lantaran pagar di pinggir jembatan penyeberangan terbilang cukup tinggi.

3. Jokowi: 30 Tahun Tak Dirawat, Kali Cakung Lumpur Semua

Normalisasi sungai dan waduk di Ibukota menjadi salah satu jurus Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah banjir. Setelah blusukan Kali Nipah, Gubernur DKI Jakarta Jokowi memantau pengerukan Kali Cakung Drain di Cilincing, Jakarta Utara.

Didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan, Jokowi nampak mengamati kali yang berair hitam pekat itu. Sambil memberikan arahan kepada para jajarannya, Jokowi tampak mengamati 3 unit eskavator yang tengah mengeruk sedimen dari dasar sungai dan mengangkutnya ke dalam truk untuk dibuang.

"Ini lumpur semua, berpuluh-puluh tahun nggak pernah dikeruk. Ini kalau dirawat setiap tahun nggak akan kayak gini. Ini kan sudah lebih dari 30 tahun nggak dirawat," ujar pria bernama lengkap Joko Widodo di lokasi.

4. Siapa Tim Penjatuh Jokowi?

PDIP mengendus manuver pesaing yang hendak menjatuhkan citra Jokowi menjelang Pilpres 2014. Menurut Ketua DPP PDIP Puan Maharani, semua orang sudah dapat melihat sosok yang menjatuhkan Jokowi.

Seperti mereka yang bicar di media saat menyoroti kejadian jelang 100 hari kepemimpinan mantan walikota Solo tersebut. "Bilang kenapa ada kebakaran terus-terusan. Lah emang Pak Jokowi ngebakarin begitu jadi gubernur? Itu kan suatu pernyataan yang nggak masuk akal," cetus Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini memahami betapa gampangnya mem-blow up kekurangan seseorang. Tetapi apa yang sudah dilakukan jarang sekali diangkat.

5. Ponsel Disadap Australia, SBY Geram

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal penyadapan yang dilakukan Australia kepada Indonesia, termasuk dirinya, sang istri, Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan beberapa menteri lain.

Dia menyatakan, tindakan itu telah mencederai hubungan strategis dengan Indonesia, sebagai sesama negara demokrasi. Karenanya, pemerintah melancarkan protes dan meminta penjelasan Australia atas tindakan spionase tersebut

"Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu. *SBY*," kicau SBY lewat akun Twitter resmi, @SBYudhoyono, Senin 18 November malam.

Kolumnis Australia, Philip Dorling menyatakan kabar penyadapan terhadap ponsel Presiden SBY tidaklah mengejutkan bagi ratusan, bahkan ribuan, agen rahasia, diplomat, birokrat dan politisi Australia. Ia mengungkap alasan kenapa Negeri Kanguru menyadap Garuda: Canberra tak percaya Jakarta.

"Mengapa kita (Australia) melakukan itu? Di balik segala pernyataan persahabatan dan bertetangga baik dari Pemerintah Australia, tapi Canberra sebenarnya memang tak mempercayai Jakarta," tulis Dorling di Sydney Morning Herald, Selasa (19/11/2013). (Ali)