Amukan badai topan Haiyan yang melanda Kota Tacloban Provinsi Leyte, Filipina, membuat kota tersebut porak poranda dan ribuan nyawa melayang. Sejumlah pengungsi badai Haiyan bahkan memilih gua sebagai tempat tinggal karena tenda-tenda yang disediakan tak mampu menampung para pengungsi.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Rabu (20/11/2013), ratusan orang rela antre berjam-jam di depan Bandara Kota Tacloban, Filipina, untuk mendapatkan kesempatan dievakuasi keluar Tacloban. Para korban badai topan Haiyan bertahan lebih dari sepekan di dalam Kota Tacloban dengan segala keterbatasan. Tidak ada air bersih makanan dan minuman hingga tingkat kriminalitas yang tinggi seperti kasus penembakan dan penjarahan.
Bahkan demi dapat keluar dari Tacloban, mereka bertahan hingga berhari-hari di bawah terik matahari dan guyuran hujan. Meski begitu, tidak semua penduduk Tacloban memilih untuk mengungsi. Beberapa orang masih memilih bertahan di sekitar Bandara Tacloban karena menganggap lokasi bandara yang dijaga pihak militer cukup aman jika dibandingkan dengan lokasi lain
"Kami merasa aman di sini karena ada pasukan militer di sekitar kami," kata Janet.
Kurangnya pasokan makanan dan air bersih membuat sejumlah korban badai Haiyan memilih tinggal di dalam gua karena di sekitar gua ini banyak terdapat air bersih.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina bencana Topan Haiyan merupakan bencana topan tedahsyat yang pernah terjadi di Filipina.
Video amatir ini merekam detik-detik bencana badai topan super Haiyan yang menghantam sejumlah kawasan di Filipina tengah. Hembusan angin berkecepatan 380 kilometer per jam membuat air laut naik hingga 6 meter dan menimbulkan gelombang air bah hingga meluluh-lantahkan kota. Kota Tacloban merupakan kota yang terkena dampak terparah hingga mengakibatkan ribuan warga tewas dalam bencana itu. (Adi)
[VIDEO] Ratusan Korban Badai Topan Haiyan Minta Dievakuasi
Bahkan demi dapat keluar dari Tacloban, warga bertahan hingga berhari-hari di bawah terik matahari dan guyuran hujan.
Advertisement