Bangkai kapal selam U-Boat milik Nazi Jerman yang ditemukan Tim Peneliti Arkeologi Indonesia di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah dalam kondisi porak-poranda. Kapal tersebut diduga tenggelam karena hantaman torpedo.
"Kalau data yang kami dapat, ditengelamkan torpedo Amerika pada 6 Oktober 1944. Ya bisa dibayangkan kapal ditorpedo itu ya porak-poranda," ujar Ketua Tim Peneliti Arkeologi Indonesia, Bambang Budi Utomo kepada Liputan6.com, Rabu (20/11/2013).
Lokasi penemuan kapal ditempuh 10 jam perjalanan pelayaran dari Karimunjawa menuju arah timur, kira-kira 60 mil. "Derajatnya saya lupa," kata dia.
Kondisi kapal yang rusak itu diperparah dengan jarahan orang yang menemukan kapal itu sebelumnya. Beberapa bagian kapal hilang. "Ada indikasi dijarah orang, dari keterangan orang dari kami, mesin sudah tidak ada. Itu mungkin sudah dijarah," kata Bambang.
Bambang bersyukur, lokasi penemuan kapal masuk dalam kawasan taman nasional. Jadi, pihak taman nasional yang patroli di perairan menjaga lokasi tersebut. "Jadi kalau ada yang melakukan penyelaman diketahui," ucapnya.
Bambang Budi Utomo juga bersyukur, warga yang mencari ikan di sekitar kapal, adalah nelayan yang ramah pada lingkungan. Mereka sadar, artefak-artefak di laut bisa ditumbuhi terumbuhi karang sehingga tidak akan menggunakan bom ikan. (Mvi/Ism)
"Kalau data yang kami dapat, ditengelamkan torpedo Amerika pada 6 Oktober 1944. Ya bisa dibayangkan kapal ditorpedo itu ya porak-poranda," ujar Ketua Tim Peneliti Arkeologi Indonesia, Bambang Budi Utomo kepada Liputan6.com, Rabu (20/11/2013).
Lokasi penemuan kapal ditempuh 10 jam perjalanan pelayaran dari Karimunjawa menuju arah timur, kira-kira 60 mil. "Derajatnya saya lupa," kata dia.
Kondisi kapal yang rusak itu diperparah dengan jarahan orang yang menemukan kapal itu sebelumnya. Beberapa bagian kapal hilang. "Ada indikasi dijarah orang, dari keterangan orang dari kami, mesin sudah tidak ada. Itu mungkin sudah dijarah," kata Bambang.
Bambang bersyukur, lokasi penemuan kapal masuk dalam kawasan taman nasional. Jadi, pihak taman nasional yang patroli di perairan menjaga lokasi tersebut. "Jadi kalau ada yang melakukan penyelaman diketahui," ucapnya.
Bambang Budi Utomo juga bersyukur, warga yang mencari ikan di sekitar kapal, adalah nelayan yang ramah pada lingkungan. Mereka sadar, artefak-artefak di laut bisa ditumbuhi terumbuhi karang sehingga tidak akan menggunakan bom ikan. (Mvi/Ism)