Presiden SBY telah mengeluarkan sikapnya atas penyadapan yang dilakukan Australia terhadap dirinya dan sejumlah pejabat RI pada 2009 lalu. Sementara itu, Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) menyatakan, akan memperkuat pertahanan untuk ke depannya.
Namun Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah, jika penyadapan yang dilakukan Australia merupakan bentuk kecolongan pihaknya. Bersama jajarannya dia telah menggandeng para intelijen di tubuh TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk mengantisipasi terulangnya penyadapan dari pihak asing.
"Kita tidak kecolongan, penyadapan ini berkaitan dengan teknologi. Jerman pun yang sudah maju teknologinya juga kecolongan," kata Moeldoko di Markas Komando (Mako) BAIS, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2013).
"Tadi saya sudah kumpulkan para intelijen dari berbagai angkatan TNI dan atase-atase pertahanan. Saya juga menyelenggarakan rapat intelejen diseluruh jajaran, harus diperkuat akselerasinya dan kapasitasnya, agar bisa mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu" jelas Moeldoko.
Moeldoko menuturkan, TNI juga akan bekerjasama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk menguatkan enkripsi negara agar tidak bisa terbaca oleh pihak asing.
"Kita harus memperkuat diri sebagai pertahanan dengan enkripsi dan dibuat oleh orang sendiri yakni Lemsaneg. Jangan dari asing, nanti tetap bisa disadap," pungkas Moeldoko. (Ndy/Mut)
Namun Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah, jika penyadapan yang dilakukan Australia merupakan bentuk kecolongan pihaknya. Bersama jajarannya dia telah menggandeng para intelijen di tubuh TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk mengantisipasi terulangnya penyadapan dari pihak asing.
"Kita tidak kecolongan, penyadapan ini berkaitan dengan teknologi. Jerman pun yang sudah maju teknologinya juga kecolongan," kata Moeldoko di Markas Komando (Mako) BAIS, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2013).
"Tadi saya sudah kumpulkan para intelijen dari berbagai angkatan TNI dan atase-atase pertahanan. Saya juga menyelenggarakan rapat intelejen diseluruh jajaran, harus diperkuat akselerasinya dan kapasitasnya, agar bisa mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu" jelas Moeldoko.
Moeldoko menuturkan, TNI juga akan bekerjasama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk menguatkan enkripsi negara agar tidak bisa terbaca oleh pihak asing.
"Kita harus memperkuat diri sebagai pertahanan dengan enkripsi dan dibuat oleh orang sendiri yakni Lemsaneg. Jangan dari asing, nanti tetap bisa disadap," pungkas Moeldoko. (Ndy/Mut)