Kerja sama dan kemitraan antara Indonesia dan Belanda di bidang ekonomi terus berkembang. Salah satunya yang menunjukkan peningkatan adalah bidang perdagangan dan investasi. Bahkan, di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu, kerja sama itu justru meningkat.
"Meskipun dunia mengalami gejolak ekonomi, tapi hubungan perdagangan antara Indonesia dan Belanda kuat dan meningkat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers bersama dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Pada 2012, volume perdagangan kedua negara mencapai lebih dari US$ 5. Sedangkan investasi mencapai lebih dari US$ 1 miliar. "Ini menunjukkan ekonomi Belanda bertahan dari krisis ekonomi Eropa dan ekonomi Indonesia tetap terjaga," jelas SBY.
Dalam sambutannya PM Rutte juga menyampaikan hal yang sama. Menurut Rutte, volume perdagangan kedua negara tumbuh sekitar 18 persen. Belum lagi terdapat 110 perusahaan Belanda yang ada di Indonesia. "Ini sangat menjanjikan, tapi banyak lagi pula yang bisa kita lakukan," ujar Rutte yang baru pertama kali ke Indonesia sejak menjadi PM Belanda.
Dengan tingkat kemajuan tersebut, SBY mengatakan bahwa kedua negara termotivasi untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Selain perdagangan dan investasi, juga akan ditingkatkan kerja sama pengelolaan air dan banjir, infrastruktur dan logistik, pertanian, pendidikan, pariwisata, kesehatan, industri pertahanan, energi, juga ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada pertemuan World Trade Organization (WTO) di Bali, pekan depan, kedua negara berharap akan ada kesepakatan baru yang dihasilkan. Selain itu, Indonesia dan Belanda juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama antara ASEAN dan Uni Eropa.
Sebelum memberikan keterangan pers bersama, Presiden SBY dan PM Rutte terlebih dahulu menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara. Yaitu kerja sama segitiga yang ditandatangani Menlu RI Marty Natalegawa dan Mendag Luar Negeri dan Pengembangan Kerja Sama Belanda Lilianne Ploumen.
Kemudian MoU kerja sama perikanan dan akuakultur, ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif Cicip Sutardjo dan Mentan Belanda Sharon Dijksma. (Eks)
"Meskipun dunia mengalami gejolak ekonomi, tapi hubungan perdagangan antara Indonesia dan Belanda kuat dan meningkat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers bersama dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Pada 2012, volume perdagangan kedua negara mencapai lebih dari US$ 5. Sedangkan investasi mencapai lebih dari US$ 1 miliar. "Ini menunjukkan ekonomi Belanda bertahan dari krisis ekonomi Eropa dan ekonomi Indonesia tetap terjaga," jelas SBY.
Dalam sambutannya PM Rutte juga menyampaikan hal yang sama. Menurut Rutte, volume perdagangan kedua negara tumbuh sekitar 18 persen. Belum lagi terdapat 110 perusahaan Belanda yang ada di Indonesia. "Ini sangat menjanjikan, tapi banyak lagi pula yang bisa kita lakukan," ujar Rutte yang baru pertama kali ke Indonesia sejak menjadi PM Belanda.
Dengan tingkat kemajuan tersebut, SBY mengatakan bahwa kedua negara termotivasi untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Selain perdagangan dan investasi, juga akan ditingkatkan kerja sama pengelolaan air dan banjir, infrastruktur dan logistik, pertanian, pendidikan, pariwisata, kesehatan, industri pertahanan, energi, juga ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada pertemuan World Trade Organization (WTO) di Bali, pekan depan, kedua negara berharap akan ada kesepakatan baru yang dihasilkan. Selain itu, Indonesia dan Belanda juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama antara ASEAN dan Uni Eropa.
Sebelum memberikan keterangan pers bersama, Presiden SBY dan PM Rutte terlebih dahulu menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara. Yaitu kerja sama segitiga yang ditandatangani Menlu RI Marty Natalegawa dan Mendag Luar Negeri dan Pengembangan Kerja Sama Belanda Lilianne Ploumen.
Kemudian MoU kerja sama perikanan dan akuakultur, ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif Cicip Sutardjo dan Mentan Belanda Sharon Dijksma. (Eks)