Partai Nasdem menyatakan akan mundur menjadi peserta Pemilu 2014 jika tahapan penyelenggaraan pemilu diwarnai banyak kecurangan. Hal tersebut dinilai sesuatu yang serius.
"Kita akan pertimbangkan untuk keluar dari peserta pemilu. Kenapa kita masuk ke sistem yang curang? Jika hasilnya pasti curang, kita pasti dikalahkan. Nah, ngapain kita ikut," kata Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella di Balai Kebangsaan, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2013).
Rio mengungkapkan, faktor penyebab Nasdem menyatakan sikap tersebut tak lain karena adanya polemik daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam DPT, terdapat 10,4 juta data invalid yang tak kunjung selesai hingga mendekati waktu yang ditetapkan yakni 4 Desember atas rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Rio menambahkan, selain tak valid, data tersebut selalu berubah-ubah angkanya. "Kan 10,4 juta pertamanya, lalu tiba-tiba klaimnya berkurang jadi 4 juta jadi 3 juta. Kita lihat ada lah pekerjaan yang tidak ngotot untuk mempertahankan 10,4 juta. Itu satu hal. Tapi ke depannya kita tidak tahu bagaimana, kan masih ada 4 bulan lagi (pemilu)," ungkap Rio.
Meski begitu, Nasdem tetap akan mengikuti tahapan penyelenggaraan pemilu sampai benar-benar sesuai undang-undang yang berlaku.
"Ya jika sesuai, kita ikutin pemilu. Namun jika memaksakan kehendak misalnya dengan begini-begitu ada kecurangan dengan hal-hal yang kita anggap tidak mungkin kita lakukan, ya kita tidak akan ikut. Biarin yang 11 (parpol) lain ikut, ini sikap Nasdem," tukas Rio. (Ali/Mut)
"Kita akan pertimbangkan untuk keluar dari peserta pemilu. Kenapa kita masuk ke sistem yang curang? Jika hasilnya pasti curang, kita pasti dikalahkan. Nah, ngapain kita ikut," kata Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella di Balai Kebangsaan, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2013).
Rio mengungkapkan, faktor penyebab Nasdem menyatakan sikap tersebut tak lain karena adanya polemik daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam DPT, terdapat 10,4 juta data invalid yang tak kunjung selesai hingga mendekati waktu yang ditetapkan yakni 4 Desember atas rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Rio menambahkan, selain tak valid, data tersebut selalu berubah-ubah angkanya. "Kan 10,4 juta pertamanya, lalu tiba-tiba klaimnya berkurang jadi 4 juta jadi 3 juta. Kita lihat ada lah pekerjaan yang tidak ngotot untuk mempertahankan 10,4 juta. Itu satu hal. Tapi ke depannya kita tidak tahu bagaimana, kan masih ada 4 bulan lagi (pemilu)," ungkap Rio.
Meski begitu, Nasdem tetap akan mengikuti tahapan penyelenggaraan pemilu sampai benar-benar sesuai undang-undang yang berlaku.
"Ya jika sesuai, kita ikutin pemilu. Namun jika memaksakan kehendak misalnya dengan begini-begitu ada kecurangan dengan hal-hal yang kita anggap tidak mungkin kita lakukan, ya kita tidak akan ikut. Biarin yang 11 (parpol) lain ikut, ini sikap Nasdem," tukas Rio. (Ali/Mut)