Direktur Operasi III PT Wijaya Karya (WIKA) Ikuten Sinulingga memiliki kebiasaan sengaja turun sebelum sampai di kantor untuk berjalan kaki.
Juru bicara keluarga, Minola Subayang mengatakan, Ikuten berangkat dari rumahnya di Kompleks DPR RI di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan selalu diantar sopir. Namun sebelum sampai di kantor, Ikuten selalu minta turun di tengah jalan.
"Pak Ikuten sengaja minta turun beberapa ratus meter sebelum kantor. Ya di sekitar lokasi kejadian, agar bisa olahraga pagi karena udara masih segar," kata Minola, di RS UKI, Kamis (21/11/2013).
Setelah turun, sopir menuju ke kantor dan menunggu Ikuten. Minola mengatakan, Ikuten turun di pada posisi sejajar dengan kantor WIKA di Jalan DI Panjaitan.
"Tidak ada alasan Pak Ikuten naik jembatan. Karena dia turun selalu sejajar dengan kantor," lanjutnya.
Dia mengatakan, kakak iparnya itu selalu berpesan kepada sang sopir agar menengok kembali jika dalam 20 menit, dia tidak sampai juga ke kantor.
"Beliau bilang, kalau 20 menit tidak sampai di kantor, sopir diminta kembali ke jalan itu. Takutnya, karena sudah tua, jatuh di jalan atau seperti apa. Belum lagi karena daerah itu rawan," ujar Minola.
Saat kejadian, sang sopir juga menjalankan pesan itu. Sebab, sampai batas waktu yang ditentukan, Ikuten tak kunjung tiba di kantor.
"Begitu balik, sopir bilang bapak sudah tidak ada dan dibawa ke RS UKI. Sopir menyusul ke rumah sakit dan langsung hubungi keluarga," tandas Minola.
Ikuten Sinulingga jatuh dari jembatan penyeberangan halte bus Transjakarta Cawang-Soetoyo pada Selasa 19 November 2013 pagi. Keluarga menduga ada unsur kriminalitas tidak biasa mengenai jatuhnya Ikuten. (Mvi)
Juru bicara keluarga, Minola Subayang mengatakan, Ikuten berangkat dari rumahnya di Kompleks DPR RI di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan selalu diantar sopir. Namun sebelum sampai di kantor, Ikuten selalu minta turun di tengah jalan.
"Pak Ikuten sengaja minta turun beberapa ratus meter sebelum kantor. Ya di sekitar lokasi kejadian, agar bisa olahraga pagi karena udara masih segar," kata Minola, di RS UKI, Kamis (21/11/2013).
Setelah turun, sopir menuju ke kantor dan menunggu Ikuten. Minola mengatakan, Ikuten turun di pada posisi sejajar dengan kantor WIKA di Jalan DI Panjaitan.
"Tidak ada alasan Pak Ikuten naik jembatan. Karena dia turun selalu sejajar dengan kantor," lanjutnya.
Dia mengatakan, kakak iparnya itu selalu berpesan kepada sang sopir agar menengok kembali jika dalam 20 menit, dia tidak sampai juga ke kantor.
"Beliau bilang, kalau 20 menit tidak sampai di kantor, sopir diminta kembali ke jalan itu. Takutnya, karena sudah tua, jatuh di jalan atau seperti apa. Belum lagi karena daerah itu rawan," ujar Minola.
Saat kejadian, sang sopir juga menjalankan pesan itu. Sebab, sampai batas waktu yang ditentukan, Ikuten tak kunjung tiba di kantor.
"Begitu balik, sopir bilang bapak sudah tidak ada dan dibawa ke RS UKI. Sopir menyusul ke rumah sakit dan langsung hubungi keluarga," tandas Minola.
Ikuten Sinulingga jatuh dari jembatan penyeberangan halte bus Transjakarta Cawang-Soetoyo pada Selasa 19 November 2013 pagi. Keluarga menduga ada unsur kriminalitas tidak biasa mengenai jatuhnya Ikuten. (Mvi)