Buntut kecaman Indonesia kepada Australia terkait aksi penyadapan, Pemerintah Australia mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan Pemerintah Australia kepada warganya yang hendak bepergian ke Indonesia. Menyikapi hal ini,
Polri mengimbau masyarakat agar tetap memelihara dunia pariwisata dan tidak terpancing.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, bila masyarakat Indonesia terpancing akan berdampak pada investasi. Maka itu perlu memilihara keamanan.
"Karena ini sangat berkaitan dengan perekonomian dan pendapatan negara juga, dan pendapatan masyarakat juga tentunya," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, (22/11/2013).
Selain itu, Ronny juga mengimbau kepada pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Negeri Kanguru itu agar tetap tenang. "Jadi mereka yang sekolah secara pribadi maupun beasiswa tidak terpengaruh dengan hal-hal yang berkaitan dengan politik," katanya.
Menyusul aksi penyadapan Australia-Amerika Serikat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta sejumlah petinggi negara lainnya, kecaman keras terus bermunculan dari berbagai elemen masyarakat Indonesia.
Australia pun bertindak. Status dari normal dan aman ditingkatkan menjadi kewaspadaan luar biasa dalam situs resmi Departemen Luar Negari dan Perdangan (DFAT). "Warga Australia harus waspada, memantau situasi Indonesia melalui media massa dengan menghindari demonstrai anti-Australia," demikian bunyi peringatan DFAT.
DFAT juga menyatakan ada 4.456 warga Australia yang saat ini melancong di Indonesia. Jumlah itu akan bertambah terkait dengan liburan musim panas dan Natal. Menurut DFAT, Indonesia merupakan tempat liburan terpopuler ke-2 bagi warga Australia setelah Selandia Baru. (Rmn/Ein)
[Baca juga: Australia Keluarkan Travel Warning, Istana: Kita Harus Tenang dan Australia Keluarkan Travel Warning ke Indonesia]
Polri mengimbau masyarakat agar tetap memelihara dunia pariwisata dan tidak terpancing.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, bila masyarakat Indonesia terpancing akan berdampak pada investasi. Maka itu perlu memilihara keamanan.
"Karena ini sangat berkaitan dengan perekonomian dan pendapatan negara juga, dan pendapatan masyarakat juga tentunya," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, (22/11/2013).
Selain itu, Ronny juga mengimbau kepada pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Negeri Kanguru itu agar tetap tenang. "Jadi mereka yang sekolah secara pribadi maupun beasiswa tidak terpengaruh dengan hal-hal yang berkaitan dengan politik," katanya.
Menyusul aksi penyadapan Australia-Amerika Serikat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta sejumlah petinggi negara lainnya, kecaman keras terus bermunculan dari berbagai elemen masyarakat Indonesia.
Australia pun bertindak. Status dari normal dan aman ditingkatkan menjadi kewaspadaan luar biasa dalam situs resmi Departemen Luar Negari dan Perdangan (DFAT). "Warga Australia harus waspada, memantau situasi Indonesia melalui media massa dengan menghindari demonstrai anti-Australia," demikian bunyi peringatan DFAT.
DFAT juga menyatakan ada 4.456 warga Australia yang saat ini melancong di Indonesia. Jumlah itu akan bertambah terkait dengan liburan musim panas dan Natal. Menurut DFAT, Indonesia merupakan tempat liburan terpopuler ke-2 bagi warga Australia setelah Selandia Baru. (Rmn/Ein)
[Baca juga: Australia Keluarkan Travel Warning, Istana: Kita Harus Tenang dan Australia Keluarkan Travel Warning ke Indonesia]