Sukses

Sulsel Masuk `Zona Merah` Pernikahan Dini

Angka pernikahan usia dini yakni usia 15 tahun tercatat tertinggi di Sulawesi Selatan, 6,7% dibandingkan angka nasional yang hanya 2,46%.

Pernikahan usia dini selain kerap menyebabkan keretakan rumah tangga. Juga ternyata berisiko kematian dan terjangkit penyakit mematikan, AIDS. Banyaknya pernikahan usia dini di Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadikan wilayah ini sebagai 'zona merah' oleh pemerintah.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perlindungan Perempuan dan Anak, Badan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sulawesi Selatan Nur Anti Madjid mengatakan, Sulsel masuk sebagai wilayah 'zona merah' yang diingatkan sebagai wilayah lost generation atau kehilangan generasi.

"Inilah pekerjaan rumah yang harus menjadi urusan seluruh pihak dengan upaya mengantisipasi pernikahan dini bagi anak-anak. Siapa pun itu, yang jelas anak usia dini masih harus berada di bangku sekolah," kata Nur Anti di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/11/2013).

Menurut Nur Anti, contoh konkret dampak pernikahan usia dini yang menimbulkan lost generation itu terjadi di Kabupaten Bulukumba yang terdapat 1 rumah yang saat ini kosong karena seluruh generasinya telah meninggal.

"Itu akibat pernikahan usia dini yang kemudian berdampak pada kematian generasi-generasi yang ada. Karena minimnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya pernikahan usia dini," pungkas Nur Anti.

Nut Anti menjelaskan, angka pernikahan usia dini yakni usia 15 tahun tercatat tertinggi di Sulsel. "Sulsel menjadi provinsi yang berada pada peringkat pertama untuk pernikahan dini usia anak 15 tahun. Angkanya mencapai 6,7% dibandingkan angka nasional yang hanya 2,46%," ujarnya.

Sementara, lanjut Nur Anti, untuk pernikahan usia 15 hingga 19 tahun, Sulsel berada di urutan ke-7 dengan angka 13,86% atau lebih tinggi dari angka nasional yang hanya 10,80%.

Nur Anti menambahkan, pernikahan usia muda tidak hanya berdampak kematian saat ibu melahirkan. Tapi juga rentan penularan HIV/AIDS. Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan Sulsel diketahui, daerah tertinggi angka pernikahan usia dininya adalah Kabupaten Gowa dan Bone. (Ant/Rmn/Sss)