Pemerintah berencana mengurangi frekuensi penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Tangerang, Banten dan dialihkan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Macet kronis pun menghantui.
Anggota Komisi V DPR yang membidangi urusan perhubungan Saleh Husin mendorong pengadaan transportasi massal khusus menuju dan dari bandara Halim. Demi mencegah macet kronis kawasan Cawang menuju Halim.
"Ini untuk mengurangi kepadatan lalu lintas menuju Halim. Sehingga penumpang dan pengantar memiliki alternatif selain kendaraan pribadi dan taksi yang kapasitasnya terbatas," ujar Saleh dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (22/11/2013).
Dia meminta pemerintah dan instansi terkait tidak hanya fokus pada pengurangan frekuensi penerbangan dan pengalihan bandara saja. Hal yang tidak kalah penting adalah pemenuhan hak penumpang, baik di dalam maupun di luar bandara.
"Perhatikan hak penumpang. Pastikan akses ke pesawat dan bandara lancar. Juga keselamatan," kata Saleh
Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR ini juga menyoroti kawasan Cawang sebagai akses penumpang menuju Bandara Halim yang merupakan daerah langganan macet. Perhitungan estimasi rasio jumlah penerbangan, jumlah penumpang, dan arus kendaraan sangat diperlukan.
Infrastruktur Bandara Halim, lanjut Saleh, juga harus diperhitungkan mampu menampung sekaligus melayani maskapai dan penumpang dengan baik. Dengan 1 landasan pacu, bandara itu direncanakan dapat mengoperasikan 4Â penerbangan per jam, meski diperhitungkan mampu melayani 20 penerbangan per jam.
"Bagus juga kalau ada beberapa maskapai yang sudah berminat memanfaatkan Halim, tapi otoritas bandara juga harus memperhatikan fasilitas yang layak dan manusiawi bagi penumpang. Jangan hanya melayani kepentingan maskapai saja," wanti-wanti Saleh.
Jika pengalihan terwujud mulai Januari 2014, kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan bisa berkurang 5 persen. Saat ini jumlah lalu lintas penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 146.000 orang per hari, sehingga sekitar 5 persen atau 7.300 penumpang per hari dapat dialihkan ke Halim. (Sss)
Anggota Komisi V DPR yang membidangi urusan perhubungan Saleh Husin mendorong pengadaan transportasi massal khusus menuju dan dari bandara Halim. Demi mencegah macet kronis kawasan Cawang menuju Halim.
"Ini untuk mengurangi kepadatan lalu lintas menuju Halim. Sehingga penumpang dan pengantar memiliki alternatif selain kendaraan pribadi dan taksi yang kapasitasnya terbatas," ujar Saleh dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (22/11/2013).
Dia meminta pemerintah dan instansi terkait tidak hanya fokus pada pengurangan frekuensi penerbangan dan pengalihan bandara saja. Hal yang tidak kalah penting adalah pemenuhan hak penumpang, baik di dalam maupun di luar bandara.
"Perhatikan hak penumpang. Pastikan akses ke pesawat dan bandara lancar. Juga keselamatan," kata Saleh
Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR ini juga menyoroti kawasan Cawang sebagai akses penumpang menuju Bandara Halim yang merupakan daerah langganan macet. Perhitungan estimasi rasio jumlah penerbangan, jumlah penumpang, dan arus kendaraan sangat diperlukan.
Infrastruktur Bandara Halim, lanjut Saleh, juga harus diperhitungkan mampu menampung sekaligus melayani maskapai dan penumpang dengan baik. Dengan 1 landasan pacu, bandara itu direncanakan dapat mengoperasikan 4Â penerbangan per jam, meski diperhitungkan mampu melayani 20 penerbangan per jam.
"Bagus juga kalau ada beberapa maskapai yang sudah berminat memanfaatkan Halim, tapi otoritas bandara juga harus memperhatikan fasilitas yang layak dan manusiawi bagi penumpang. Jangan hanya melayani kepentingan maskapai saja," wanti-wanti Saleh.
Jika pengalihan terwujud mulai Januari 2014, kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan bisa berkurang 5 persen. Saat ini jumlah lalu lintas penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 146.000 orang per hari, sehingga sekitar 5 persen atau 7.300 penumpang per hari dapat dialihkan ke Halim. (Sss)