Sukses

Kronologi Penyiraman Kopi Versi Dokter Fransiska

Dokter Fransiska Mochtar disiram kopi dan dipukuli oleh seorang pengantar pasien.

Dokter Fransiska Mochtar, ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, yang disiram dan dipukuli oleh seorang pengantar pasien berinisial HH memaparkan kronologi kejadian pada Senin 18 November lalu. Kala itu, Fransiska tengah menangani pasien DR yang diantar HH.

Pada pukul 18.30 WIB, Fransiska berada di dalam kamar praktiknya dan mulai memeriksa sejumlah pasien. Sekitar pukul 19.00 WIB DR masuk diantar HH. Sesaat setelah mendengarkan keluhan DR, Fransiska menganjurkan pasien itu melakukan tes laboratorium, sehingga tindakan medis yang diambil tidak salah.

Setelah itu Fransiska menjelaskan hasil laboratorium di RS Husada akan keluar dalam waktu 30 menit. Seketika itu HH bertanya mengapa kondisi DR. Apakah kondisi DR sedemikian gawat sehingga harus tes laboratorium. Mendengar pertanyaan itu, Fransiska kembali mengatakan sebaiknya DR dibawa ke laboratorium, agar bisa didiagnosa dengan akurat.

"Saat saya suruh ke lab, HH terus bertanya, sedangkan DR hanya diam saja. 'Kenapa harus ke lab, apakah ini sudah gawat dan kenapa bisa seperti ini'," tutur Fransiska seraya menirukan ucapan HH di RS Husada, Jakarta, Sabtu (23/11/2013).

HH dan DR kemudian menuruti anjuran Fransiska. DR kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kondisinya. Sekitar pukul 19.40 WIB, Fransiska memerintahkan suster pendamping untuk mengambil hasil laboratorium DR. Hasil tes itu diserahkan kepada DR.

Pukul 19.50 WIB, HH dan DR datang kembali membawa hasil laboratorium. Setelah membaca secara keseluruhan, Fransiska lantas menjelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi seperti ini kepada DR. Kemudian HH menanyakan apakah wanita lain bisa terkena seperti halnya DR, Fransiska menjawab iya. Saat itulah HH melontarkan kata-kata kasar.

"Dokter kurang ajar, anjing," ucap Fransiska menirukan ucapan HH. "Saya tidak bisa mengungkapkan penyakit apa yang diderita pasien DR, karena itu kode etik kedokteran," sambungnya.

Saat medapat makian itulah, Fransiska mengeluarkan telepon genggam untuk merekam ucapan HH. Lalu ia menanyakan kepada HH apa hubungannya dengan pasien DR. Namun HH berteriak hubungan itu bukan urusan Fransiska. HH langsung menyiramkan kopi yang ada di tangannya dan memukul beberapa bagian tubuh Fransiska.

"Tiba-tiba HH nyiram kopinya ke muka, rambut dan jas saya sudah basah semua, untung kopinya tak terlalu panas. Dia juga memukul pipi kiri saya sekali dan beberapa kali ke tubuh saya, dan tangan berkali-kali," tutur Fransiska.

Kejadian tersebut dilihat oleh suster asisten. Dan suster asisten itu langsung memanggil suster lainnya. Akhirnya HH diusir oleh pihak keamanan rumah sakit.

"Suster asisten memanggil suster yang di luar dan saat masuk melihat saya sedang dipukul HH, lalu memanggil security dan dipisahkan oleh security," ujar Fransiska. Setelah pemukulan, Fransiska menjalani visum di RSCM.

Sebenarnya, kata Fransiska, DR bukan baru kali ini berobat ke RS Husada. DR pertama kali menjadi pasien Fransiska sejak 6 bulan yang lalu. "Datang pertama 6 bulan yang lalu waktu masih berumur 17 tahun, tapi keluhannya berbeda," kata dia.

Fransiska mengklaim apa yang dia lakukan sudah sesuai Standard Operating Procedures (SOP) sebagai dokter. Apa yang ia tanyakan kepada HH terkait hubungan dengan DR itu penting untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas pasien.

"Kalau pihak keluarganya pasien itu boleh mengetahui apa saja yang diderita pasien, itu penting, itu sebabnya kenapa saya tanyakan kepada HH ketika itu," jelas Fransiska. (Eks/Sss)