Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical dan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar mendapat kritikan tajam dari para pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I. Kritikan tersebut muncul di dalam forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) V Partai Golkar.
Menanggapi hal tersebut, Ical menilai kritikan tersebut bersifat positif yang bermaksud membangun dan menyatukan kader partai berlambang beringin ini dalam rangka memenangkan Pileg dan Pilpres 2014 mendatang.
"Saya lihat ada jiwa dan persatuan yang sangat kuat dari usulan-usulan DPD. Keinginan yang sangat kuat untuk bersatu. Itu tentu dilandasi keinginan untuk menang," kata Ical saat memberikan jawaban pandangan DPD I Partai Golkar dalam forum Rapimnas V di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (23/11/2013).
Persiapan Pilpres 2014 mendatang hanya tersisa 3 bulan. Karena itu, lanjut dia, Golkar akan melakukan one united campaign atau berkampanye secara serentak, seperti yang telah disampaikan para pengurus DPD tingkat I.
"Saya juga dengar, ada otokritik dari Partai Golkar melihat dari pemilu yang lalu. Dengan demikian harapannya kita dapat memperkuat sistem presidensial," tutur Ical.
Menurut Ical, ada 2 cara untuk memperkuat sistem presidensial tersebut. Yang pertama adalah dengan memperbaiki UUD 1945, yang di dalamnya cukup rancu terhadap penguatan sistem presidensial.
Sedangkan yang kedua, lanjut Ical, penguatan sistem presidensial tersebut tergantung dari suksesnya menyederhanakan partai. Tapi secara internal, Golkar harus bisa merebut kursi terbanyak di DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
"Maka kita bisa memperkuat sistem presidensial tanpa menungu terlebih dahul perubahan UUD 1945," tegasnya.
Karena itu dirinya mengapresiasi kepada seluruh kader Golkar dengaan memiliki kemauan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Golkar. Termasuk imbauan untuk melakukan kampanye tentang pimpinan Golkar pada masa mendatang.
Namun hendaknya, sambung Ical, masalah kepemimpinan Golkar berikutnya tidak dibicarakan terlebih dahulu sekarang ini. Lantaran Golkar saat ini tengah fokus dan kosentrasi pemenangan Pileg dan Pilpres 2014 mendatang. "Ini jadi kesepakatan Munas 2009 lalu, yang mengharapkan pada tahun-tahun pemilu tidak ada perpecahan di Partai Golkar yang ingin jadi Ketum Partai Golkar pada masa mendatang."
"Sehingga tahun ini diberlakukan kepemimpinan Partai Golkar sampai 2015. Saya merasa apa yang disampaikan saudara-saudara sekalian kiranya akan menjadi perhatian kita semua," pungkas Ical. (Rmn/Sss)
[Baca juga: Diserbu Demonstran, Rapimnas Golkar Ricuh]
Menanggapi hal tersebut, Ical menilai kritikan tersebut bersifat positif yang bermaksud membangun dan menyatukan kader partai berlambang beringin ini dalam rangka memenangkan Pileg dan Pilpres 2014 mendatang.
"Saya lihat ada jiwa dan persatuan yang sangat kuat dari usulan-usulan DPD. Keinginan yang sangat kuat untuk bersatu. Itu tentu dilandasi keinginan untuk menang," kata Ical saat memberikan jawaban pandangan DPD I Partai Golkar dalam forum Rapimnas V di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (23/11/2013).
Persiapan Pilpres 2014 mendatang hanya tersisa 3 bulan. Karena itu, lanjut dia, Golkar akan melakukan one united campaign atau berkampanye secara serentak, seperti yang telah disampaikan para pengurus DPD tingkat I.
"Saya juga dengar, ada otokritik dari Partai Golkar melihat dari pemilu yang lalu. Dengan demikian harapannya kita dapat memperkuat sistem presidensial," tutur Ical.
Menurut Ical, ada 2 cara untuk memperkuat sistem presidensial tersebut. Yang pertama adalah dengan memperbaiki UUD 1945, yang di dalamnya cukup rancu terhadap penguatan sistem presidensial.
Sedangkan yang kedua, lanjut Ical, penguatan sistem presidensial tersebut tergantung dari suksesnya menyederhanakan partai. Tapi secara internal, Golkar harus bisa merebut kursi terbanyak di DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
"Maka kita bisa memperkuat sistem presidensial tanpa menungu terlebih dahul perubahan UUD 1945," tegasnya.
Karena itu dirinya mengapresiasi kepada seluruh kader Golkar dengaan memiliki kemauan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Golkar. Termasuk imbauan untuk melakukan kampanye tentang pimpinan Golkar pada masa mendatang.
Namun hendaknya, sambung Ical, masalah kepemimpinan Golkar berikutnya tidak dibicarakan terlebih dahulu sekarang ini. Lantaran Golkar saat ini tengah fokus dan kosentrasi pemenangan Pileg dan Pilpres 2014 mendatang. "Ini jadi kesepakatan Munas 2009 lalu, yang mengharapkan pada tahun-tahun pemilu tidak ada perpecahan di Partai Golkar yang ingin jadi Ketum Partai Golkar pada masa mendatang."
"Sehingga tahun ini diberlakukan kepemimpinan Partai Golkar sampai 2015. Saya merasa apa yang disampaikan saudara-saudara sekalian kiranya akan menjadi perhatian kita semua," pungkas Ical. (Rmn/Sss)
[Baca juga: Diserbu Demonstran, Rapimnas Golkar Ricuh]