Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) V Partai Golkar memanas. Lantaran Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung berdebat dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.
Perdebatan terkait pembahasan Rapimnas Khusus untuk pematangan dan strategi pemenangan capres Golkar. Perdebatan dimulai ketika Ical memberikan jawaban terhadap pertanyaan dan kritikan yang diberikan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar.
Ical menjelaskan, Partai Golkar semasa kepemimpinan Akbar sempat memenangkan Pemilu 2004, tetapi tidak berhasil memenangkan Pilpres. Karena itu Ical mengajak seluruh kader Golkar memenangkan Pileg 2014 seperti tahun 2004 lalu, dan juga memenangkan Pilpres 2014 mendatang.
"Saya terima usulan DPD I untuk memberikan perhatian dan pemenangan terhadap pileg dan pilpres," ujar Ical di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Sabtu (23/11/2013).
"Kalau dalam era roformasi ini kita pernah memenankan pileg era Pak Akbar, tahun 2009 dan 1999 kita di posisi kedua tetapi tidak pernah memenangkan pilpres. Maka sekaranglah waktunya kita bersama-sama memangkan pileg dan pilpres tersebut," tambah Ical.
Rapimnas Khusus
Akbar Tandjung yang diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapannya terhadap masukan dari DPD I Partai Golkar menjelaskan, Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar mendukung kritikan dan masukan yang diberikan DPD I terhadap kepengurusan DPP Partai Golkar. Karena itu, Akbar meminta pertemuan lanjutan setelah pemilu legislatif digelar dengan nama Rapimnas Khusus untuk membahas dan mematangkan serta memenangkan capres dari Partai Golkar.
"Setelah pileg kita bertemu kembali mengajak DPD I untuk menyukseskan Pilpres. Kami mengusulkan sebagai saran kami maka kita formalkan saja sebagai Rapimnas Khusus dalam rangka memasuki dan memenangkan pilpres atas capres kita Aburizal Bakrie. Sehingga kita memiliki basis yang formal dalam pemenangan pilpres tersebut," usul Akbar.
Akan tetapi, ternyata Ical memiliki pandangan yang berbeda. Ical menilai Rapimnas Khusus tidak perlu ada. Namun ia sepakat pertemuan lanjutan untuk pematangan dan pemenangan capres Golkar perlu ada. Namun namanya bukan Rapimnas Khusus, melainkan rapat penguatan dan konsultasi pemenangan capres Partai Golkar.
"Saya kira pertemuan itu tidak bisa kita katakan rapimnas, akan tetapi Kita buat rapat penguat dan rapat konsultasi tetapi esensinya sama dalam pemenangan cawapres tersebut," jelas Ical.
Tak terima dengan penjelasan Ical, Akbar pun kembali berkomentar dan mengutarakan pandangannya. Menurut Akbar, Golkar pernah menggelar Rapimnas Khusus untuk mematangkan pencapresan. Karena itu tak ada salahnya mengulangi hal tersebut.
"Kita pernah buat Rapimnas Khusus dan tidak ada salahnya kita buat rapimnas khusus itu kembali untuk menguatkan dan menyukseskan capres Partai Golkar Aburizal Bakrie. Sehingga ada pembahasan khusus untuk pemenangan pilpres, karena orangnya sama dan materinya sama," tegas Akbar.
Ical kemudian merespons Akbar lagi setelah mendapatkan masukan dari Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Menurut Ical, merujuk Rapimnas III beberapa tahun lalu, diputuskan pembahasan dan pematangan capres dan cawapres Golkar dibahas dalam agenda Rapimnas, bukan Rapimnas Khusus ataupun rapat konsultasi.
"Saya berpedoman, dalam keputusan Rapimnas III lalu, penentuan cawapres dari Golkar ditentukan dalam Rapimnas, jadi bukan dalam Rapimnas Khusus," tukas Ical yang memimpin rapat.
Akhirnya perdebatan 'panas' tersebut pun terselesaikan.
(Sss)
Perdebatan terkait pembahasan Rapimnas Khusus untuk pematangan dan strategi pemenangan capres Golkar. Perdebatan dimulai ketika Ical memberikan jawaban terhadap pertanyaan dan kritikan yang diberikan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar.
Ical menjelaskan, Partai Golkar semasa kepemimpinan Akbar sempat memenangkan Pemilu 2004, tetapi tidak berhasil memenangkan Pilpres. Karena itu Ical mengajak seluruh kader Golkar memenangkan Pileg 2014 seperti tahun 2004 lalu, dan juga memenangkan Pilpres 2014 mendatang.
"Saya terima usulan DPD I untuk memberikan perhatian dan pemenangan terhadap pileg dan pilpres," ujar Ical di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Sabtu (23/11/2013).
"Kalau dalam era roformasi ini kita pernah memenankan pileg era Pak Akbar, tahun 2009 dan 1999 kita di posisi kedua tetapi tidak pernah memenangkan pilpres. Maka sekaranglah waktunya kita bersama-sama memangkan pileg dan pilpres tersebut," tambah Ical.
Rapimnas Khusus
Akbar Tandjung yang diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapannya terhadap masukan dari DPD I Partai Golkar menjelaskan, Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar mendukung kritikan dan masukan yang diberikan DPD I terhadap kepengurusan DPP Partai Golkar. Karena itu, Akbar meminta pertemuan lanjutan setelah pemilu legislatif digelar dengan nama Rapimnas Khusus untuk membahas dan mematangkan serta memenangkan capres dari Partai Golkar.
"Setelah pileg kita bertemu kembali mengajak DPD I untuk menyukseskan Pilpres. Kami mengusulkan sebagai saran kami maka kita formalkan saja sebagai Rapimnas Khusus dalam rangka memasuki dan memenangkan pilpres atas capres kita Aburizal Bakrie. Sehingga kita memiliki basis yang formal dalam pemenangan pilpres tersebut," usul Akbar.
Akan tetapi, ternyata Ical memiliki pandangan yang berbeda. Ical menilai Rapimnas Khusus tidak perlu ada. Namun ia sepakat pertemuan lanjutan untuk pematangan dan pemenangan capres Golkar perlu ada. Namun namanya bukan Rapimnas Khusus, melainkan rapat penguatan dan konsultasi pemenangan capres Partai Golkar.
"Saya kira pertemuan itu tidak bisa kita katakan rapimnas, akan tetapi Kita buat rapat penguat dan rapat konsultasi tetapi esensinya sama dalam pemenangan cawapres tersebut," jelas Ical.
Tak terima dengan penjelasan Ical, Akbar pun kembali berkomentar dan mengutarakan pandangannya. Menurut Akbar, Golkar pernah menggelar Rapimnas Khusus untuk mematangkan pencapresan. Karena itu tak ada salahnya mengulangi hal tersebut.
"Kita pernah buat Rapimnas Khusus dan tidak ada salahnya kita buat rapimnas khusus itu kembali untuk menguatkan dan menyukseskan capres Partai Golkar Aburizal Bakrie. Sehingga ada pembahasan khusus untuk pemenangan pilpres, karena orangnya sama dan materinya sama," tegas Akbar.
Ical kemudian merespons Akbar lagi setelah mendapatkan masukan dari Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Menurut Ical, merujuk Rapimnas III beberapa tahun lalu, diputuskan pembahasan dan pematangan capres dan cawapres Golkar dibahas dalam agenda Rapimnas, bukan Rapimnas Khusus ataupun rapat konsultasi.
"Saya berpedoman, dalam keputusan Rapimnas III lalu, penentuan cawapres dari Golkar ditentukan dalam Rapimnas, jadi bukan dalam Rapimnas Khusus," tukas Ical yang memimpin rapat.
Akhirnya perdebatan 'panas' tersebut pun terselesaikan.
(Sss)