Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terkait koalisi partai Islam. Survei yang dilakukan pada 20 sampai 30 Oktober 2013 di 34 provinsi Indonesia itu mengungkap, koalisi partai Islam harus dilakukan pada Pemilu 2014.
"Sebanyak 45,6% publik mengaku setuju terhadap wacana koalisi partai Islam menghadapi Pilpres 2014," ujar peneliti LSN Dipa Pradipta di Century Park Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2013).
Sementara, lanjut Dipa, hanya 23,7% mengaku tidak setuju dengan rencana koalisi dan 30,7% menyatakan tidak tahu. Menurut peneliti LSN tersebut, koalisi harus dilakukan agar dapat menjadi pintu masuk mempersatukan umat Islam di Indonesia.
"Kedua, dengan berkoalisi partai-partai Islam diharapkan dapat memenangkan Pilpres 2014 atau menimal tidak sekadar menjadi pengekor atau penonton," terangnya.
Sejauh ini, peforma partai Islam dirasakan kurang bisa menyaingi partai nasionalis. Ada 4 alasan yang mendasarinya.
"Pertama, kasus korupsi dan perilaku yang melibatkan sejumlah kader partai Islam tertentu telah membuat kepercayaan publik terhadap partai Islam secara keseluruhan merosot," imbuh Dipa.
Alasan kedua, lanjut Dipa, Partai Islam dinilai publik kurang memiliki kepedulian terhadap masalah riil masyarakat.
"Ketiga, hampir semua partai Islam dinilai bersifat konservatif. Keempat, adanya krisis kepemimpinan di kalangan partai Islam," tandas Dipa.
Survei yang dilakukan di 34 Provinsi di seluruh Indonesia sejak tanggal 20 sampai 30 Oktober 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 1.240 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara Multistage Random Sampling dengan margin of error sebesar 2,8% dan pada level of confidence 95%. (Mut/Ism)
"Sebanyak 45,6% publik mengaku setuju terhadap wacana koalisi partai Islam menghadapi Pilpres 2014," ujar peneliti LSN Dipa Pradipta di Century Park Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2013).
Sementara, lanjut Dipa, hanya 23,7% mengaku tidak setuju dengan rencana koalisi dan 30,7% menyatakan tidak tahu. Menurut peneliti LSN tersebut, koalisi harus dilakukan agar dapat menjadi pintu masuk mempersatukan umat Islam di Indonesia.
"Kedua, dengan berkoalisi partai-partai Islam diharapkan dapat memenangkan Pilpres 2014 atau menimal tidak sekadar menjadi pengekor atau penonton," terangnya.
Sejauh ini, peforma partai Islam dirasakan kurang bisa menyaingi partai nasionalis. Ada 4 alasan yang mendasarinya.
"Pertama, kasus korupsi dan perilaku yang melibatkan sejumlah kader partai Islam tertentu telah membuat kepercayaan publik terhadap partai Islam secara keseluruhan merosot," imbuh Dipa.
Alasan kedua, lanjut Dipa, Partai Islam dinilai publik kurang memiliki kepedulian terhadap masalah riil masyarakat.
"Ketiga, hampir semua partai Islam dinilai bersifat konservatif. Keempat, adanya krisis kepemimpinan di kalangan partai Islam," tandas Dipa.
Survei yang dilakukan di 34 Provinsi di seluruh Indonesia sejak tanggal 20 sampai 30 Oktober 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 1.240 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara Multistage Random Sampling dengan margin of error sebesar 2,8% dan pada level of confidence 95%. (Mut/Ism)