Maraknya kasus tawuran antar pelajar yang mengarah kriminalitas hingga menimbulkan korban jiwa akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian serius DPR. Seperti kasus tewasnya M Mahdor (15), siswa kelas 3 SMP Telaga Kautsar, Bogor, Jawa Barat, yang dibacok oleh 3 pelajar SMP Pandu Cibung-Bulang, Bogor. Karena itu, Komisi DPR lintas fraksi akan membahasnya untuk mencari solusi menanggulangi masalah ini.
Anggota DPR dari PDIP Ribka Tjiptaning mengatakan tawuran pelajar yang terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia dijadikan pembahasan utama di pusat sebab menjadi isu nasional.
"Walaupun saya duduk di Komisi IX DPR bidang kesehatan dan tenaga kerja bukan berarti anggota DPR hanya mengurusi orang sakit saja. Tetapi menghentikan tawuran pelajar. Karena masalah ini sudah menjadi isu nasional yang harus segera dicarikan solusinya yang tepat," kata Ribka di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (24/11/2013).
Ia mengatakan pihaknya akan mengambil langkah serius dan pihaknya akan mengadakan rapat dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang salah satunya membahas tentang tawuran pelajar. Selain itu, masalah tawuran pelajar ini juga harus dibahas dengan lintas komisi baik dengan Komisi III dan X dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ia menambahkan Komisi IX juga akan bertemu dengan rekan-rekan di komisi lain untuk membahas lebih serius tentang tawuran pelajar ini. Menurutnya, peristiwa yang terjadi di Kabupaten Sukabumi bisa menjadi contoh bahwa efek tawuran pelajar ini bisa sangat luas. Terjadinya tawuran pelajar juga disebabkan krisis tokoh atau panutan pelajar mulai di daerah sampai pusat.
"Kami mengakui baik di nasional maupun daerah saat ini sulit mendapatkan tokoh yang bisa ditauladani oleh para pelajar. Apalagi kehidupan saat ini sudah konsumtif sehingga banyak oknum pelajar yang ingin sesuatu dengan cara anarkis seperti memalak pelajar dari sekolah lain yang efeknya bisa menjadi tawuran pelajar," tambahnya.
Ribka juga mengimbau seluruh pelajar tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan ajakan yang menjerumuskan. Karena tugas pelajar hanya satu yakni menuntut ilmu. Selain itu, pihaknya juga akan memanggil Kemendikbud agar membuat progam anti-tawuran beserta solusinya.Â
Karena selama ini, menurutnya pemerintah hanya bisa membuat target kelulusan tetapi tidak membuat sisi lain di dunia pendidikan seperti pemberantasan tawuran pelajar yang terus marak di negeri ini. Bahkan tidak hanya pelajar tingkat SMA sederajat saja yang kerap terjadi tawuran tetapi tingkat SMP bahkan perguruan tinggi pun kerap terjadi tawuran.
"Maka dari itu, kami berusaha di pusat untuk menjaga seluruh pelajar dan anak-anak karena semua mereka merupakan aset bangsa ini yang akan menjadi penerus dan pemimpin di kemudian hari serta memperbaiki mental-mental para pelajar agar lebih cinta lagi kepada Tanah Air," tandas Ribka. (Adi)
Anggota DPR dari PDIP Ribka Tjiptaning mengatakan tawuran pelajar yang terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia dijadikan pembahasan utama di pusat sebab menjadi isu nasional.
"Walaupun saya duduk di Komisi IX DPR bidang kesehatan dan tenaga kerja bukan berarti anggota DPR hanya mengurusi orang sakit saja. Tetapi menghentikan tawuran pelajar. Karena masalah ini sudah menjadi isu nasional yang harus segera dicarikan solusinya yang tepat," kata Ribka di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (24/11/2013).
Ia mengatakan pihaknya akan mengambil langkah serius dan pihaknya akan mengadakan rapat dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang salah satunya membahas tentang tawuran pelajar. Selain itu, masalah tawuran pelajar ini juga harus dibahas dengan lintas komisi baik dengan Komisi III dan X dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ia menambahkan Komisi IX juga akan bertemu dengan rekan-rekan di komisi lain untuk membahas lebih serius tentang tawuran pelajar ini. Menurutnya, peristiwa yang terjadi di Kabupaten Sukabumi bisa menjadi contoh bahwa efek tawuran pelajar ini bisa sangat luas. Terjadinya tawuran pelajar juga disebabkan krisis tokoh atau panutan pelajar mulai di daerah sampai pusat.
"Kami mengakui baik di nasional maupun daerah saat ini sulit mendapatkan tokoh yang bisa ditauladani oleh para pelajar. Apalagi kehidupan saat ini sudah konsumtif sehingga banyak oknum pelajar yang ingin sesuatu dengan cara anarkis seperti memalak pelajar dari sekolah lain yang efeknya bisa menjadi tawuran pelajar," tambahnya.
Ribka juga mengimbau seluruh pelajar tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan ajakan yang menjerumuskan. Karena tugas pelajar hanya satu yakni menuntut ilmu. Selain itu, pihaknya juga akan memanggil Kemendikbud agar membuat progam anti-tawuran beserta solusinya.Â
Karena selama ini, menurutnya pemerintah hanya bisa membuat target kelulusan tetapi tidak membuat sisi lain di dunia pendidikan seperti pemberantasan tawuran pelajar yang terus marak di negeri ini. Bahkan tidak hanya pelajar tingkat SMA sederajat saja yang kerap terjadi tawuran tetapi tingkat SMP bahkan perguruan tinggi pun kerap terjadi tawuran.
"Maka dari itu, kami berusaha di pusat untuk menjaga seluruh pelajar dan anak-anak karena semua mereka merupakan aset bangsa ini yang akan menjadi penerus dan pemimpin di kemudian hari serta memperbaiki mental-mental para pelajar agar lebih cinta lagi kepada Tanah Air," tandas Ribka. (Adi)