Mengetahui foto seksinya digunakan sebuah situs kencan tanpa izin, model cantik bernama Yuliana Avalos pun dengan geram melayangkan gugatan. Ia menuntut website kencan yang menjadikan fotonya di ratusan profil kencan palsu tanpa persetujuannya sebesar 17,5 triliun.
Seperti dilansir News.com.au yang dimuat Liputan6.com, Senin (25/11/2013), model asal Florida itu menggugat Match.com dan meminta ganti rugi karena merasa terganggu akibat dihubungi oleh puluhan pria yang tertarik dengan profil palsunya.
Menurut gugatan Yuliana yang diajukan di Pengadilan Federal Manhattan pekan lalu, Match.com diduga melanggar hukum hak cipta dan melakukan penipuan hukum umum dengan memungkinkan profil palsu berikut foto orang-orang yang digunakan tanpa persetujuan si empunya.
Pengacara ibu muda beranak satu itu, Evan Spencer mengatakan kepada ABC News bahwa Match.com bisa mengeliminasi profil palsu dengan menggunakan perangkat lunak pengenalan foto dan memeriksa alamat IP. Akibatnya, puluhan orang telah menghubungi kliennya setelah menemukan profil palsu itu terpampang di situs kencan, yang mengira kliennya mau melakukan kotak dengan pria-pria itu.
"Tidak hanya sehari, ketika seseorang memberitahuku bahwa mereka melihat gambarku diposting di Match.com atau situs web lain," beber Yuliana.
Dalam berkas gugatan Yuliana, tertulis bahwa profil palsu pada situs kencan itu adalah salah satu konspirasi terbesar yang pernah dilakukan di internet.
Kasus penggunaan foto ini ternyata bukan pertama kali terkuak. Mereka yang bernasib sama seperti Yuliana umumnya menuntut ganti rugi antara US$ 500 juta dan US$1 miliar atau sekitar Rp 5,8 hingga 11,6 triliun. (Tnt/Sss)
Seperti dilansir News.com.au yang dimuat Liputan6.com, Senin (25/11/2013), model asal Florida itu menggugat Match.com dan meminta ganti rugi karena merasa terganggu akibat dihubungi oleh puluhan pria yang tertarik dengan profil palsunya.
Menurut gugatan Yuliana yang diajukan di Pengadilan Federal Manhattan pekan lalu, Match.com diduga melanggar hukum hak cipta dan melakukan penipuan hukum umum dengan memungkinkan profil palsu berikut foto orang-orang yang digunakan tanpa persetujuan si empunya.
Pengacara ibu muda beranak satu itu, Evan Spencer mengatakan kepada ABC News bahwa Match.com bisa mengeliminasi profil palsu dengan menggunakan perangkat lunak pengenalan foto dan memeriksa alamat IP. Akibatnya, puluhan orang telah menghubungi kliennya setelah menemukan profil palsu itu terpampang di situs kencan, yang mengira kliennya mau melakukan kotak dengan pria-pria itu.
"Tidak hanya sehari, ketika seseorang memberitahuku bahwa mereka melihat gambarku diposting di Match.com atau situs web lain," beber Yuliana.
Dalam berkas gugatan Yuliana, tertulis bahwa profil palsu pada situs kencan itu adalah salah satu konspirasi terbesar yang pernah dilakukan di internet.
Kasus penggunaan foto ini ternyata bukan pertama kali terkuak. Mereka yang bernasib sama seperti Yuliana umumnya menuntut ganti rugi antara US$ 500 juta dan US$1 miliar atau sekitar Rp 5,8 hingga 11,6 triliun. (Tnt/Sss)