Tawuran kembali pecah di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), di Parangtambung Jalan Malengkeri Kecamatan Tamalate, Sulawesi Selatan, Senin (25/11/2013)
Akibat tawuran itu satu gedung bengkel sastra Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra dibakar oknum mahasiswa. Bangunan berlantai satu tersebut diketahui merupakan tempat para mahasiswa melakukan aktivitas sehari-hari.
Tak hanya gedung yang dibakar, jendela kaca di sekitar gedung itu juga pecah akibat lemparan batu antara oknum mahasiswa Fakultas Teknik versus Bahasa dan Sastra. Satu unit motor juga ikut terbakar setengah.
Sementara dua mahasiswa diketahui terluka akibat ditikam. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji berjarak empat kilometer dari lokasi tawuran. Sedangkan puluhan mahasiswa lainnya luka-luka terkena batu dan anak panah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrok terjadi sekitar pukul 16.00 WITA dan berakhir pukul 19.30 WITA dengan melibatkan kelompok oknum mahasiswa Fakultas Teknik versus Fakultas Seni dan Desain serta Fakultas Bahasa dan Sastra.
Tawuran tersebut diduga berlatarbelakang dendam lama antar fakultas. Namun sejumlah keterangan dihimpun dilokasi menyebutkan kejadian terjadi karena adanya isu melalui selebaran yang berisi rencana Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) memeriksa kasus korupsi di Kampus UNM sehingga isu tersebut coba ditutupi melalui aksi tawuran antarmahasiswa.
"Tiba-tiba saja ada sekelompok orang dari arah Fakultas Teknik langsung menyerang Fakultas Bahasa dan Sastra kemudian melempar batu dan melepaskan anak panah. Tidak siap dengan serangan, kaca gedung pecah dan dibakar termasuk satu motor, namun sempat terjadi perlawanan," kata Reza salah satu mahasiswa.
Gedung itu terbakar diduga dilempari bom motov dari arah atap gedung kemudian menjalar ke tempat lainnya saat tawuran terjadi. Tawuran mulai reda setelah petugas kepolisian tiba di lokasi Tempat Kejadian Perkara termasuk petugas pemadam kebakaran langsung memadamkan api di gedung tersebut.
7 Mahasiswa Ditangkap
Polisi kemudian membubarkan konsentrasi massa selanjutnya melakukan penyisiran dan berhasil menangkap tujuh oknum mahasiswa yang diduga terlibat melakukan penyerangan dan pembakaran gedung kampus pencetak guru itu
"Enam orang mahasiswa berhasil ditangkap di belakang kampus, sementara satu lagi di bagian parkir depan. Indentitas masih kita dalami dan dikumpulkan sambil melakukan penyelidikan," ujar Kepala Kepolisian Sektor Tamalate, Komisaris Suaeb Abdul Madjid di lokasi kejadian.
Ketujuh oknum mahasiswa yang ditangkap diketahui berasal dari Fakultas Teknik dan kini sudah diamankan di kantor polisi sektor Tamalate. Saat ini mereka masih menjalani pemeriksaan secara intensif.
"Kami belum bisa menyimpulkan motifnya apa, dan peran mereka belum diketahui. Yang mereka berada di lokasi saat kejadian, dan berasal dari fakultas berbeda," sebutnya.
Tak hanya itu, polisi juga mengamankan sejumlah benda tajam seperti sebilah badik, satu parang panjang dan empat anak panah yang dapat dijadikan sebagai barang bukti. (Ant/Ali)
Akibat tawuran itu satu gedung bengkel sastra Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra dibakar oknum mahasiswa. Bangunan berlantai satu tersebut diketahui merupakan tempat para mahasiswa melakukan aktivitas sehari-hari.
Tak hanya gedung yang dibakar, jendela kaca di sekitar gedung itu juga pecah akibat lemparan batu antara oknum mahasiswa Fakultas Teknik versus Bahasa dan Sastra. Satu unit motor juga ikut terbakar setengah.
Sementara dua mahasiswa diketahui terluka akibat ditikam. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji berjarak empat kilometer dari lokasi tawuran. Sedangkan puluhan mahasiswa lainnya luka-luka terkena batu dan anak panah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrok terjadi sekitar pukul 16.00 WITA dan berakhir pukul 19.30 WITA dengan melibatkan kelompok oknum mahasiswa Fakultas Teknik versus Fakultas Seni dan Desain serta Fakultas Bahasa dan Sastra.
Tawuran tersebut diduga berlatarbelakang dendam lama antar fakultas. Namun sejumlah keterangan dihimpun dilokasi menyebutkan kejadian terjadi karena adanya isu melalui selebaran yang berisi rencana Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) memeriksa kasus korupsi di Kampus UNM sehingga isu tersebut coba ditutupi melalui aksi tawuran antarmahasiswa.
"Tiba-tiba saja ada sekelompok orang dari arah Fakultas Teknik langsung menyerang Fakultas Bahasa dan Sastra kemudian melempar batu dan melepaskan anak panah. Tidak siap dengan serangan, kaca gedung pecah dan dibakar termasuk satu motor, namun sempat terjadi perlawanan," kata Reza salah satu mahasiswa.
Gedung itu terbakar diduga dilempari bom motov dari arah atap gedung kemudian menjalar ke tempat lainnya saat tawuran terjadi. Tawuran mulai reda setelah petugas kepolisian tiba di lokasi Tempat Kejadian Perkara termasuk petugas pemadam kebakaran langsung memadamkan api di gedung tersebut.
7 Mahasiswa Ditangkap
Polisi kemudian membubarkan konsentrasi massa selanjutnya melakukan penyisiran dan berhasil menangkap tujuh oknum mahasiswa yang diduga terlibat melakukan penyerangan dan pembakaran gedung kampus pencetak guru itu
"Enam orang mahasiswa berhasil ditangkap di belakang kampus, sementara satu lagi di bagian parkir depan. Indentitas masih kita dalami dan dikumpulkan sambil melakukan penyelidikan," ujar Kepala Kepolisian Sektor Tamalate, Komisaris Suaeb Abdul Madjid di lokasi kejadian.
Ketujuh oknum mahasiswa yang ditangkap diketahui berasal dari Fakultas Teknik dan kini sudah diamankan di kantor polisi sektor Tamalate. Saat ini mereka masih menjalani pemeriksaan secara intensif.
"Kami belum bisa menyimpulkan motifnya apa, dan peran mereka belum diketahui. Yang mereka berada di lokasi saat kejadian, dan berasal dari fakultas berbeda," sebutnya.
Tak hanya itu, polisi juga mengamankan sejumlah benda tajam seperti sebilah badik, satu parang panjang dan empat anak panah yang dapat dijadikan sebagai barang bukti. (Ant/Ali)