Sukses

Kasus Suap Rolls Royce, Tommy Soeharto Kirim Tim ke London

Tommy juga sudah mengirim surat ke Serious Fraud Office (SFO) atau badan antikorupsi Inggris.

Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, membantah telah menerima suap US$ 20 juta dan sebuah mobil dari perusahaan Rolls Royce. Putra bungsu mantan Presiden Soeharto itu mengklaim tak pernah membujuk Garuda Indonesia untuk memakai mesin dari pabrikan asal Inggris tersebut. Untuk itu, Tommy telah menyiapkan pengacara di London.

"Saya kemarin sudah ke London, saya persiapkan lawyer di sana," kata pengacara Tommy, Elza Syarief saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Terkait tuduhan yang ramai diberitakan oleh media Inggris itu, Tommy juga sudah mengirim surat ke Serious Fraud Office (SFO) atau badan antikorupsi Inggris. Isinya soal penjelasan Tommy. "Kami belum dapat balasannya," ucap dia.

Menurut Elza, kasus yang dituduhkan itu tidak ada. Mulanya, tambah dia, kasus ini merupakan rangkaian kasus Rolls Royce di China dan sejumlah negara lainnya. "Tapi dia masukkan juga berita soal Mas Tommy. Ya Mas Tommy juga nggak tahu, apalagi 19 tahun lalu," tambah Elza.

Sejauh ini, kata Elza, Tommy tidak pernah dihubungi oleh SFO. Demikian pula dengan Garuda dan Rolls Royce. "Kami cek di Rolls Royce, ternyata mereka nggak pernah diperiksa oleh SFO. Apalagi Garuda baik di Jakarta maupun di London juga nggak pernah diperiksa," tutur dia.

Dugaan suap dari Rolls Royce kepada Tommy mengemuka setelah mantan karyawan Rolls-Royce di Indonesia Dick Taylor memosting dugaan tersebut di internet. Taylor pensiun dini pada tahun 2004. Suap itu diduga diberikan kepada Tommy untuk memengaruhi Garuda Indonesia agar membeli mesin-mesin Trent 700 pada tahun 1990. (Eks/Ism)