Indonesia dirundung skandal penyadapan yang dilakukan Australia yang dibantu Singapura dan Korea Selatan. Sudah saatnya Indonesia memahami terjadinya pergeseran definisi perang.
Menurut Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, perang sudah tidak memakai cara konvensional, dengan menyerang dengan tentara, tapi dengan cara lain. Salah satunya dengan penyadapan.
"Kalau kita masuk isu penyadpaan, kita kebingungan. Australia bilang ini bagian pertahanan saya, kenapa Anda bisa disadap, minta maaf ya nggak mau," kata Wiranto di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
"Baru saja kita alami, definisi perang tidak konvensional."
Berdasarkan pengalaman Wiranto sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia militer, perang dengan cara konvensional membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal. Bahkan, negara adidaya seperti Amerika Serikat pun merasa tak mampu.
"Setelah menyerang, menduduki, itu mahal sekali. Amerika juga merasa mahal. Tapi ada spektrum yang lebih luas tapi untung hampir mirip, apa itu perang budaya, perang komunikasi," imbuhnya.
Capres yang diusung oleh Partai Hanura ini pun tidak tahu akan seperti apa akhir dari kabar penyadapan ini. Namun, isu penyadapan belum selesai semua, masih ada bagian yang belum terungkap.
"Kita tunggu jilid berikutnya," tandas Wiranto. (Mut/Sss)
Menurut Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, perang sudah tidak memakai cara konvensional, dengan menyerang dengan tentara, tapi dengan cara lain. Salah satunya dengan penyadapan.
"Kalau kita masuk isu penyadpaan, kita kebingungan. Australia bilang ini bagian pertahanan saya, kenapa Anda bisa disadap, minta maaf ya nggak mau," kata Wiranto di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
"Baru saja kita alami, definisi perang tidak konvensional."
Berdasarkan pengalaman Wiranto sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia militer, perang dengan cara konvensional membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal. Bahkan, negara adidaya seperti Amerika Serikat pun merasa tak mampu.
"Setelah menyerang, menduduki, itu mahal sekali. Amerika juga merasa mahal. Tapi ada spektrum yang lebih luas tapi untung hampir mirip, apa itu perang budaya, perang komunikasi," imbuhnya.
Capres yang diusung oleh Partai Hanura ini pun tidak tahu akan seperti apa akhir dari kabar penyadapan ini. Namun, isu penyadapan belum selesai semua, masih ada bagian yang belum terungkap.
"Kita tunggu jilid berikutnya," tandas Wiranto. (Mut/Sss)