Sukses

Jokowi Mengaku Kenal Semua Preman Tanah Abang

"Pertamanya saya mau masuk nggak boleh, begitu nyampe PKL-nya nyalamin saya semua, kemudian yang tato-tato nyalamin saya juga."

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tahu siapa saja preman yang berkuasa di kawasan Tanah Abang. Itu diketahuinya saat blusukan ke sekitar pasar Blok G Tanah Abang.

"Berapa puluh kali saya ke sana, karena saya ingin tahu peta lapangannya, premannya siapa saja, di timur siapa, di barat siapa, utara siapa, selatan siapa. Jadi kalau ditanya, 'Pak sebelah timur siapa premannya', saya bisa jawab," kata Jokowi dalam Seminar Dewan Guru Besar UI bertema 'Indonesia Menjawab Tantangan; Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang' di Aula FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Jokowi menceritakan, saat blusukan itu lah dirinya sempat beberapa kali dilarang oleh beberapa stafnya saat akan masuk ke dalam area pedagang kaki lima  Tanah Abang di sekitar Blok G. Tapi, saat ia mendatangi langsung, justru mendapat sambutan yang baik dari beberapa PKL.

"Ya pertamanya saya mau masuk nggak boleh, begitu nyampe PKL-nya nyalamin saya semua, kemudian yang tato-tato nyalamin saya juga. Saya juga sempat kaget," ucap Jokowi.

Setelah kejadian tersebut, tak luput Jokowi melakukan lobi khasnya, yakni trik lobi makan siang untuk mengatasi konflik-konflik yang sering terjadi dengan PKL atau warga yang tinggal di bantaran waduk. Trik lobi tersebut, Jokowi berujar, adalah suatu cara untuk bermusyawarah dengan masyarakat.

"Ada konflik-konflik benturan, padahal budaya kita musyawarah. Kita undang makan, saya ajak bicara perwakilan, yang preman ada, tokoh masyarakat kita ajak bicara. Kita sering lupa kita punya musyawarah," ujar Jokowi.

Dalam lobi seperti tu, Jokowi mengaku menyiapkan makanan yang paling enak, agar masyarakat baik PKL atau yang berkonflik merasa nyaman.

"Kita siapkan makanan paling enak, paling mewah, masuk makan kenyang baru bicara, bapak ibu setuju, dijawab setuju, tapi ini bukan karena sudah makan dan sudah kenyang. Tapi intinya ada di musyawarah," pungkas Jokowi. (Ein)