Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengenang sosok Mulyana W Kusumah yang pernah bersama-sama menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2004. Bagi Anas, Mulyana adalah salah satu orang yang menyemangatinya ketika memutuskan bergabung bersama Demokrat.
"Ketika saya berhenti (KPU) dan kemudian diminta membantu di Demokrat, MWK termasuk yang menyemangati.#kenangmulyana," tulis Anas dalam akun twitternya, @anasurbaningrum, Minggu (1/12/2013) malam.
Anas menilai sosok Mulyana memiliki komitmen yang tinggi dalam persahabatan. "Semangat persahabatannya tinggi, komitmen perkawanannya hebat. MWK yg halus, tetapi kuat bagai karang," kicau Anas.
Dia pun mengaku terkejut dengan meninggalnya Mulyana karena membesuk kriminolog itu 3 pekan sebelumnya. Kondisinya saat itu tampak sehat. Keduanya sempat terlibat pembicaraan hangat.
Pendiri Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini mengenal sosok Mulyana sebagai orang yang sangat sabar. Karena itu setiap ada demo atau marah-marah kepada KPU, Mulyana adalah salah satu orang yang menghadapinya.
"MWK orangnya halus, toleran dan penuh tepo-seliro. Saya belum pernah lihat dia marah. Sabar luar biasa. #kenangmulyana," kicaunya lagi.
Anas pun merasa bangga saat dosen kriminolog UI berambut gondrong itu hadir dalam peresmian peresmian Rumah Pergerakan beberapa waktu silam.
"Terlalu banyak kenangan bersama MWK yang bisa diceritakan. MWK juga hadir waktu peresmian Rumah Pergerakan," kenang dia.
Anas pun berdoa kepada agar mendiang Mulyana supaya mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. "Mengiringi doa, semoga amal baiknya diterima, khilafnya dimaafkan. Semoga damai dan tenang di sisi-Nya. Amin," doa Anas untuk almarhum Mulyana.
Anas dan Mulyana bersama komisioner lainnya dilantik menjadi anggota KPU pada periode 2000-2007 oleh Presiden Abdurrahman Wahid (alm. Gusdur) pada 24 April 2001. Anas menjadi anggota KPU bersama dengan Chusnul Mar’iyah, Daan Dimara, Hamid Awaludin, Imam Prasodjo, Mudji Sutrisno, Mulyana W Kusuma, Nazaruddin Syamsuddin, Ramlan Surbakti, Rusadi Kantaprawira, dan Valina Singka Subekti. (Mvi/Mut)
"Ketika saya berhenti (KPU) dan kemudian diminta membantu di Demokrat, MWK termasuk yang menyemangati.#kenangmulyana," tulis Anas dalam akun twitternya, @anasurbaningrum, Minggu (1/12/2013) malam.
Anas menilai sosok Mulyana memiliki komitmen yang tinggi dalam persahabatan. "Semangat persahabatannya tinggi, komitmen perkawanannya hebat. MWK yg halus, tetapi kuat bagai karang," kicau Anas.
Dia pun mengaku terkejut dengan meninggalnya Mulyana karena membesuk kriminolog itu 3 pekan sebelumnya. Kondisinya saat itu tampak sehat. Keduanya sempat terlibat pembicaraan hangat.
Pendiri Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini mengenal sosok Mulyana sebagai orang yang sangat sabar. Karena itu setiap ada demo atau marah-marah kepada KPU, Mulyana adalah salah satu orang yang menghadapinya.
"MWK orangnya halus, toleran dan penuh tepo-seliro. Saya belum pernah lihat dia marah. Sabar luar biasa. #kenangmulyana," kicaunya lagi.
Anas pun merasa bangga saat dosen kriminolog UI berambut gondrong itu hadir dalam peresmian peresmian Rumah Pergerakan beberapa waktu silam.
"Terlalu banyak kenangan bersama MWK yang bisa diceritakan. MWK juga hadir waktu peresmian Rumah Pergerakan," kenang dia.
Anas pun berdoa kepada agar mendiang Mulyana supaya mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. "Mengiringi doa, semoga amal baiknya diterima, khilafnya dimaafkan. Semoga damai dan tenang di sisi-Nya. Amin," doa Anas untuk almarhum Mulyana.
Anas dan Mulyana bersama komisioner lainnya dilantik menjadi anggota KPU pada periode 2000-2007 oleh Presiden Abdurrahman Wahid (alm. Gusdur) pada 24 April 2001. Anas menjadi anggota KPU bersama dengan Chusnul Mar’iyah, Daan Dimara, Hamid Awaludin, Imam Prasodjo, Mudji Sutrisno, Mulyana W Kusuma, Nazaruddin Syamsuddin, Ramlan Surbakti, Rusadi Kantaprawira, dan Valina Singka Subekti. (Mvi/Mut)