Prihatin dengan masih maraknya kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak, Pemprov DKI Jakarta bakal menggandeng Komisi Nasional (Komnas) Perempuan. Nantinya Komnas Perempuan akan dilibatkan layanan nomor darurat 119.
"Kita pengin mengarah ke 119. Sekarang kan kalau ada kekerasan rumah tangga lapornya ke puskesmas, di sana ada unit seperti keluarga yang bisa lapor ke polisi. Tapi nomornya pakai nomer hp, orang susah ingat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, Senin (2/12/2013).
Pria yang biasa disapa Ahok ini menginginkan, pengembangan layanan 119 dapat mengurangi kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Mengapa menggunakan nomor ini? Karena selama ini, layanan itu sudah ada di Dinas Kesehatan, dan kini akan dimaksimalkan.
"Tapi nanti kita minta operatornya dilatih dari Komnas Perempuan," ujar Ahok. Dengan adanya pelatihan tersebut, petugas operator harus dapat membantu para penelepon yang yang mengalami kasus kekerasan seksual.
Ahok tak mau lagi mendengar adanya keluhan warga terhadap layanan saluran telepon yang dianggap kurang maksimal.
"Kalau ada orang perempuan dipukulin, disiksa segala macem dia bisa langsung telepon ke 119. Jangan sampai 'Duh sorry salah sambung, ini nomor rumah sakit'. Nggak boleh gitu. Kita pelan-pelan mau mengarahkan, kebakaran, ambulans, apa pun ingetnya ke 119," ucap Ahok.
Ahok akui layanan 119 saat ini belum maksimal. Saluran yang juga diperuntukan bagi pasien gawat darurat itu dalam waktu dekat akan dikembangkan menjadi lebih baik. "Selama ini nggak maksimal karena orangnya nggak cukup," pungkas Ahok. (Ndy/Ism)
"Kita pengin mengarah ke 119. Sekarang kan kalau ada kekerasan rumah tangga lapornya ke puskesmas, di sana ada unit seperti keluarga yang bisa lapor ke polisi. Tapi nomornya pakai nomer hp, orang susah ingat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, Senin (2/12/2013).
Pria yang biasa disapa Ahok ini menginginkan, pengembangan layanan 119 dapat mengurangi kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Mengapa menggunakan nomor ini? Karena selama ini, layanan itu sudah ada di Dinas Kesehatan, dan kini akan dimaksimalkan.
"Tapi nanti kita minta operatornya dilatih dari Komnas Perempuan," ujar Ahok. Dengan adanya pelatihan tersebut, petugas operator harus dapat membantu para penelepon yang yang mengalami kasus kekerasan seksual.
Ahok tak mau lagi mendengar adanya keluhan warga terhadap layanan saluran telepon yang dianggap kurang maksimal.
"Kalau ada orang perempuan dipukulin, disiksa segala macem dia bisa langsung telepon ke 119. Jangan sampai 'Duh sorry salah sambung, ini nomor rumah sakit'. Nggak boleh gitu. Kita pelan-pelan mau mengarahkan, kebakaran, ambulans, apa pun ingetnya ke 119," ucap Ahok.
Ahok akui layanan 119 saat ini belum maksimal. Saluran yang juga diperuntukan bagi pasien gawat darurat itu dalam waktu dekat akan dikembangkan menjadi lebih baik. "Selama ini nggak maksimal karena orangnya nggak cukup," pungkas Ahok. (Ndy/Ism)