Ratusan warga DKI hari ini berjubel memenuhi Bank DKI cabang Matraman untuk mengambil uang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ketidaknyamanan ini membuat mereka kecewa. Mereka berharap pembagian kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) segera dibagikan agar mempermudah pengambilan uang KJP.
Sumiyati (35), warga Jalan Manggarai Selatan I RT 10 RW 10, Blok G 106 ini mengatakan, antrean panjang ini sangat membuatnya tidak nyaman dan menyita waktu.
"Kalau bisa dipermudah dan percepat pembagian ATM. Atau setidaknya antreannya dirapihin, terus teratur. Nggak riweuh kayak gini, jadi antriannya suka kelewat," ujar Sumiati saat mengantre, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Sumiyati mengaku sudah mengetahui jika pengambilan uang KJP lebih mudah dilakukan menggunakan ATM bagi yang sudah mendapatkan. Namun, karena belum mendapat, Sumiyati terpaksa harus mendatangi Bank DKI terdekat. "Kalau gini kan nyita waktu."
"Kita bangun dari jam 7, udah kedebag-debug. Sampai makan siang belum kita siapin, anak paling kecil juga mesti dibawa-bawa," sambung Sumiyati.
Meski begitu, Sumiyati mendukung program KJP. Menurutnya, program ini lebih transparan dan sangat bermanfaat untuk biaya pendidikan anaknya.
"Enakan KJP, semua transparan kita lihat uangnya jadi kita bisa ngatur. Kalau BOS (Bantuan Operasional Sekolah) kan semua dari sekolah, sudah gitu cuma dikasih buku paket," tandas Sumiyati. (Rmn/Ism)
[Baca juga: Orangtua Murid Ambil Uang KJP, Bank DKI Matraman Sesak]
Sumiyati (35), warga Jalan Manggarai Selatan I RT 10 RW 10, Blok G 106 ini mengatakan, antrean panjang ini sangat membuatnya tidak nyaman dan menyita waktu.
"Kalau bisa dipermudah dan percepat pembagian ATM. Atau setidaknya antreannya dirapihin, terus teratur. Nggak riweuh kayak gini, jadi antriannya suka kelewat," ujar Sumiati saat mengantre, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Sumiyati mengaku sudah mengetahui jika pengambilan uang KJP lebih mudah dilakukan menggunakan ATM bagi yang sudah mendapatkan. Namun, karena belum mendapat, Sumiyati terpaksa harus mendatangi Bank DKI terdekat. "Kalau gini kan nyita waktu."
"Kita bangun dari jam 7, udah kedebag-debug. Sampai makan siang belum kita siapin, anak paling kecil juga mesti dibawa-bawa," sambung Sumiyati.
Meski begitu, Sumiyati mendukung program KJP. Menurutnya, program ini lebih transparan dan sangat bermanfaat untuk biaya pendidikan anaknya.
"Enakan KJP, semua transparan kita lihat uangnya jadi kita bisa ngatur. Kalau BOS (Bantuan Operasional Sekolah) kan semua dari sekolah, sudah gitu cuma dikasih buku paket," tandas Sumiyati. (Rmn/Ism)
[Baca juga: Orangtua Murid Ambil Uang KJP, Bank DKI Matraman Sesak]