Sukses

BATAN Lakukan Riset Benih Unggul Tanaman Pangan

BATAN dengan teknologi nuklir tak saja meningkatkan potensi pangan utama seperti beras, tetapi juga menggali potensi sumber pangan baru.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada 2011, tingkat produktivitas padi varietas hasil pemuliaan mutasi rata-rata menghasilkan 7 ton per hektar. Lebih baik dari pada produksi beras nasional sebesar 5,01 ton per hektar.

Varietas hasil litbang BATAN telah ditanami 3 juta hektar lahan pertanian sejak tahun 2000, dan untuk padi BATAN telah menghasilkan 20 varietas unggul bermutu, sementara untuk kedelai BATAN telah menghasilkan enam varietas unggul hasil pemuliaan seperti varietas Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara-1. Tahun ini dilepas lagi dua varietas yaitu Gamasugen-1 dan Gamasugen-2.

Belum lama ini BATAN melepas lagi satu verietas unggul kacang hijau. Selanjutnya juga akan keluar varietas unggul sorgum dan gandum tropis. Diharapkan sorgum bisa menggantikan posisi gandum sebagai bahan pembuat mie instan.

BATAN dengan teknologi nuklir tidak saja meningkatkan potensi pangan utama, seperti beras, tetapi juga menggali potensi sumber-sumber pangan baru yang selama ini terabaikan, seperti sorgum yang sudah dikenal sebagai bahan pangan pokok sejak ratusan tahun lalu di kawasan Indonesia Timur. Jadi, selain fokus terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas produksi beras, BATAN juga berupaya meningkatkan pangan dari sumber-sumber lain.

Upaya menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber pangan baru di Indonesia yang luas ini, BATAN memprioritaskan kondisi tanah yang sangat beragam dan disesuaikan dengan kearifan lokal. Karena tanaman yang unggul di satu tempat belum tentu akan tumbuh baik di tempat lainnya. Contoh, salak pondoh mungkin hanya bisa tumbuh bagus dan berkualitas di Yogyakarta dan sekitarnya, namun tidak akan tumbuh dan berbuah bagus jika ditanam di Jakarta. Masing-masing daerah mempunyai kondisi tanah dan iklim yang berbeda-beda.
 
Semestinya kita bersyukur dengan kondisi alam dan kondisi lahan yang demikian itu, sehingga semua jenis tanaman pangan bisa tumbuh. Untuk daerah basah dan curah hujan yang cukup banyak bisa ditanami padi, sedangkan daerah yang tanahnya kering bisa digunakan untuk bertanam sorgum.

Untuk tanaman gandum, biasanya hanya tumbuh di kawasan beriklim dingin. Melalui inovasi teknologi, BATAN kini tengah mengembangkan gandum tropis dataran rendah. Dan, saat ini sudah mulai dilepas gandum yang diberi nama Ganesa, gandum Indonesia.

BATAN dengan teknologi nuklirnya, selain diaplikasikan di bidang pangan, juga diaplikasikan di bidang kesehatan dan reproduksi ternak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi daging dan susu pada ternak ruminansia atau hewan memamah biak. BATAN juga melakukan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dan reproduksi ternak. Kegiatannya meliputi pembuatan vaksin dengan sinar gamma, untuk melemahkan agen penyakit.

Selain itu masih dapat menimbulkan kekebalan pada ternak. Salah satunya adalah vaksin iradiasi untuk Fasciolosis (cacing hati pada ternak ruminansia). Pencegahan penyakit ini agar tidak terjadi penurunan produksi daging atau susu pada sapi. Cara pencegahan penyakit Fasciolosis menggunakan vaksin iradiasi sinar gamma itu sedang diupayakan untuk mendapatkan paten.

Saat ini dalam proses pembuatan vaksin iradiasi gamma untuk mencegah mastitis (radang kelenjar susu) pada sapi perah, serta teknik nuklir pembuatan vaksin iradiasi Brucellosis untuk mencegah penyakit keguguran menular pada sapi betina.

Peran teknologi nuklir lainnya dalam reproduksi ternak adalah dengan teknik yang disebut Radioimmunoassay (RIA). Tujuannya untuk memperbaiki penampilan reproduksi. Dengan menggunakan teknologi nuklir ini kelompok peternak dapat memperbaiki manajemen reproduksi ternaknya. Sebelum menggunakan teknologi nuklir banyak kasus diketemukan angka kelahiran yang tidak menentu, dalam artian belum tentu ternak besar (seperti sapi) dapat melahirkan sekali dalam setahun.

Upaya BATAN lainya untuk berperan dalam meningkatkan produksi ternak adalah melalui peningkatan serapan nutrisi oleh ternak dengan memberikan ternak pakan yang bersumber dari daerah lokal, yang komposisi formula pakannya dibuat untuk dapat meningkatkan penyerapannya. Untuk kegiatan ini, teknik nuklir yang digunakan adalah penerapan radioisotop untuk perunutan, sehingga radioisotop tersebut digunakan di luar ternaknya.

Sedangkan dalam bidang perikanan digunakan hormon testoteron yaitu hormon alami dari bahan dasar testis ternak untuk proses pejantanan ikan. Agar ikan bisa lebih lincah dan cepat gemuk. Budi daya perikanan (akuakultur) tidak terlepas dari unsur ketersediaan air, lahan, benih, dan pakan. Kegiatan penelitian BATAN diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi ikan dengan penyedian pakan ikan yang dapat mempercepat pertumbuhan dan bobot badan ikan.

Terdapat perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhan dan bobot badan ikan karena ikan jantan lebih cepat tumbuh dari ikan betina. Ini disebabkan karena ikan jantan seluruh energi dari pakan digunakan untuk pertumbuhan, juga ikan jantan lebih rakus dalam hal makan, sedang pada ikan betina energi dari pakan digunakan untuk pematangan telur, pengeraman telur dan pemeliharaan larva dalam mulutnya. Maka dalam budidaya perikanan sangat diperlukan benih ikan jantan, akan tetapi untuk mendapatkan benih ikan yang sebagian besar jantan sangatlah sulit karena kita tidak bisa mengharapkan dari anakan ikan yang menetas pada waktu tertentu.

Selain meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber pangan baik itu di bidang pertanian, peternakan dan perikanan, dengan menggunakan teknologi nuklir produknya terjamin keamanannya bagi yang mengonsumsi. Keragaman yang ada di alam pada prinsipnya berdasarkan mutasi alam atau mutasi spontan. Mutasi alam memerlukan waktu yang panjang sampai ratusan bahkan ribuan tahun, tetapi pemuliaan mutasi dengan sinar gamma bisa mempercepat mutasi dan tentu saja aman. Beda dengan tanaman transgenik yang masih diperdebatkan.

Padi dan varietas bahan makanan lain yang dihasilkan dari kegiatan riset BATAN telah terbukti sukses. Varietas padi unggul Bestari misalnya, terpilih sebagai salah satu karya unggulan anak bangsa dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2013. Varietas ini dilepas oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1012/Kpts/SR.120/7/2008, Bestari juga telah mendapatkan sertifikat hak perlindungan varietas tanaman pada Februari 2012.

Pastinya, masyarakat tidak perlu merasa khawatir apalagi takut. Radiasi yang dilakukan terhadap genetik tanaman tidak mengakibatkan tanaman atau produk tanaman menjadi radioaktif. Semua hasil pemuliaan tanaman dengan teknik radiasi dijamin aman untuk dikonsumsi oleh manusia. (Adv)

Baca Juga
Mira-1, Varietas Unggul Hasil Riset Nuklir
Teknologi Nuklir Ikut Mendukung Swasembada Beras
BATAN Banyak Hasilkan Benih Unggul Bermutu
Varietas Unggul Padi Hasil Mutasi Radiasi