Pembentukan wajah Indonesia ditentukan oleh kemampuan para pendidiknya. Menghadapi era globalisasi, peran para pendidik atau guru akan semakin sentral untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Ali Masykur Musa dalam pesan tertulisnya kepada Liputan6.com, di Jakarta.
Pria yang sempat diduga menerima aliran uang haram dari suami artis Eddies Adelia menyatakan bahwa guru bukan hanya sekedar penyampai ilmu, tetapi juga sosok yang diharapkan mampu membentuk kepribadian bangsa yang cerdas dan tangguh.
"Para guru adalah mereka yang bisa menyatukan head (otak), hand (ketrampilan), dan heart (spiritual). Menyatunya 3H tersebut adalah kunci para guru untuk membina manusia Indonesia," kata Ali, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Oleh karena itu, lanjut Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ini, pendidikan kompetensi saja tidak cukup. "Anak didik juga harus dibekali dengan pendidikan leadership dan entrepreneurship. Jadi, dalam diri murid akan terjalin ikatan yang kuat antara ketajaman intelektualitas, kedalaman hati, dan kedewasaan dalam bertindak," paparnya.
Ali berujar, hal itu sejalan dengan hakekat pendidikan dalam konteks pembangunan nasional, yaitu sebagai pemersatu bangsa, pemberi hak dan kesempatan yang sama, dan pengembangan potensi diri. Ia menambahkan, esensi pendidikan adalah memanusiakan manusia, bukan menciptakan robot-robot.
Dengan lahirnya manusia Indonesia yang berkualitas, sambung Ali, keutuhan bangsa semakin erat dan setiap warga negara mampu berpartisipasi dan mengembangkan potensinya.
"Hal ini sangat penting karena negara Indonesia saat ini di hadapkan masalah lunturnya etika sosial dan kebangsaan," tandas bakal Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat ini. (Tya)
Pria yang sempat diduga menerima aliran uang haram dari suami artis Eddies Adelia menyatakan bahwa guru bukan hanya sekedar penyampai ilmu, tetapi juga sosok yang diharapkan mampu membentuk kepribadian bangsa yang cerdas dan tangguh.
"Para guru adalah mereka yang bisa menyatukan head (otak), hand (ketrampilan), dan heart (spiritual). Menyatunya 3H tersebut adalah kunci para guru untuk membina manusia Indonesia," kata Ali, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Oleh karena itu, lanjut Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ini, pendidikan kompetensi saja tidak cukup. "Anak didik juga harus dibekali dengan pendidikan leadership dan entrepreneurship. Jadi, dalam diri murid akan terjalin ikatan yang kuat antara ketajaman intelektualitas, kedalaman hati, dan kedewasaan dalam bertindak," paparnya.
Ali berujar, hal itu sejalan dengan hakekat pendidikan dalam konteks pembangunan nasional, yaitu sebagai pemersatu bangsa, pemberi hak dan kesempatan yang sama, dan pengembangan potensi diri. Ia menambahkan, esensi pendidikan adalah memanusiakan manusia, bukan menciptakan robot-robot.
Dengan lahirnya manusia Indonesia yang berkualitas, sambung Ali, keutuhan bangsa semakin erat dan setiap warga negara mampu berpartisipasi dan mengembangkan potensinya.
"Hal ini sangat penting karena negara Indonesia saat ini di hadapkan masalah lunturnya etika sosial dan kebangsaan," tandas bakal Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat ini. (Tya)