Seorang pria tiba-tiba datang ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur. Ia mengaku cucu dari Sa'aran, satu dari duo pengemis tajir yang diketahui memiliki Rp 25 juta di gerobaknya, setelah tertangkap Dinas Sosial Jakarta Selatan 25 November lalu.
Pria yang dikeketahui bernama Hendrik itu datang tak lama setelah 2 mobil yang membawa Walang dan Sa'aran meninggalkan panti. Turun dari mobil Mitsubisi Lancer biru, pria berkaos ungu dengan celana pendek itu kemudian menghampiri Kepala Panti Purwono yang masih berada di halaman parkir panti.
Hendrik meminta Purwono menghubungi petugas yang membawa kakeknya dan Walang untuk berhenti sementara. Kemudian, dia bersama 3 anggota keluarga lainnya menyusul. "Saya cuma ingin bawa kakek saya. Bapak tolong teleponin. Nanti saya susul," kata Hendrik kepada Purwono sebelum meninggalkan panti sosial itu, Selasa (3/12/2013).
Purwono lalu menghubungi petugas yang membawa Walang dan Sa'aran. Mereka diminta menunggu keluarga di tepi jalan posisi saat itu. "Ini belum jauh, ketemu di pintu tol dekat Polsek Cipayung, silahkan," kata Purwono kepada Hendrik.
Dengan cepat, Hendrik dan keluarga menuju mobil untuk menyusul. Hendrik mengaku, kedatangannya hanya untuk menjemput kakeknya dan membawanya pulang ke kampungnya. Namun, karena tidak diizinkan pihak panti, dia memilih mengawal sang kakek hingga tiba di rumahnya.
"Kemarin saya ke sini mau bawa kakek saya, tapi nggak boleh harus ada serah terima dulu. Sekarang, saya sudah di sini mereka main bawa aja," kata Hendrik seraya menuju ke mobil.
Hendrik mengaku tidak mempermasalahkan jika kakeknya diantar pulang ke kampung halamannya di Subang. Namun, dia tidak rela jika Sa'aran harus satu mobil bersama Walang. "Saya nggak mau kakek saya disatuin sama Walang. Saya takut dia diteken lagi sama Walang, biar Kakek saya sama saya di sini kita jalan bareng ke Subang," ujarnya.
Hendrik mengaku mengetahui keberadaan kakeknya melalui berita di berbagai media. Hendrik yang tinggal di kawasan Tanjung Priok hanya ingin mengantar kakeknya pulang. "Saya dari Priok nyewa mobil buat anter. Kasian pak kakek saya, 2 anaknya di kampung nggak ada yang peduli sama dia. Makannya saya mau dampingin," tandasnya.
Hendrik dan keluarga kemudian bergegas masuk ke mobil. Mereka langung tancap gas menuju tempat yang sudah dijanjikan untuk menjemput sang kakek. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Uang Ngemis Rp 25 Juta Dikembalikan, Walang: Alhamdulillah]
Pria yang dikeketahui bernama Hendrik itu datang tak lama setelah 2 mobil yang membawa Walang dan Sa'aran meninggalkan panti. Turun dari mobil Mitsubisi Lancer biru, pria berkaos ungu dengan celana pendek itu kemudian menghampiri Kepala Panti Purwono yang masih berada di halaman parkir panti.
Hendrik meminta Purwono menghubungi petugas yang membawa kakeknya dan Walang untuk berhenti sementara. Kemudian, dia bersama 3 anggota keluarga lainnya menyusul. "Saya cuma ingin bawa kakek saya. Bapak tolong teleponin. Nanti saya susul," kata Hendrik kepada Purwono sebelum meninggalkan panti sosial itu, Selasa (3/12/2013).
Purwono lalu menghubungi petugas yang membawa Walang dan Sa'aran. Mereka diminta menunggu keluarga di tepi jalan posisi saat itu. "Ini belum jauh, ketemu di pintu tol dekat Polsek Cipayung, silahkan," kata Purwono kepada Hendrik.
Dengan cepat, Hendrik dan keluarga menuju mobil untuk menyusul. Hendrik mengaku, kedatangannya hanya untuk menjemput kakeknya dan membawanya pulang ke kampungnya. Namun, karena tidak diizinkan pihak panti, dia memilih mengawal sang kakek hingga tiba di rumahnya.
"Kemarin saya ke sini mau bawa kakek saya, tapi nggak boleh harus ada serah terima dulu. Sekarang, saya sudah di sini mereka main bawa aja," kata Hendrik seraya menuju ke mobil.
Hendrik mengaku tidak mempermasalahkan jika kakeknya diantar pulang ke kampung halamannya di Subang. Namun, dia tidak rela jika Sa'aran harus satu mobil bersama Walang. "Saya nggak mau kakek saya disatuin sama Walang. Saya takut dia diteken lagi sama Walang, biar Kakek saya sama saya di sini kita jalan bareng ke Subang," ujarnya.
Hendrik mengaku mengetahui keberadaan kakeknya melalui berita di berbagai media. Hendrik yang tinggal di kawasan Tanjung Priok hanya ingin mengantar kakeknya pulang. "Saya dari Priok nyewa mobil buat anter. Kasian pak kakek saya, 2 anaknya di kampung nggak ada yang peduli sama dia. Makannya saya mau dampingin," tandasnya.
Hendrik dan keluarga kemudian bergegas masuk ke mobil. Mereka langung tancap gas menuju tempat yang sudah dijanjikan untuk menjemput sang kakek. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Uang Ngemis Rp 25 Juta Dikembalikan, Walang: Alhamdulillah]