Pihak kepolisian tengah berusaha menjembatani perdamaian antara Brigadir SK (28) dengan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Fadil Imran yang diduga melakukan penganiayaan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan, upaya mediasi terus dilakukan dan dibantu Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam). Menurutnya, insiden itu disayangkan bisa terjadi.
"Masih didalami oleh Propam. Mediasi masih berlangsung. Hal tersebut disayangkan," ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dia menjelaskan, awal kejadian bermula ketika diadakannya pelatihan tim preman. Dalam pelatihan itu, terdapat 300 anggota polisi yang akan dilakukan pembinaan. Namun ketika sedang diberikan arahan, ada seorang petugas yang memainkan ponsel.
"Ketika diberikan arahan ada hal yang terjadi. dia main hp lalu ditegor. Kemudian ada kontak fisik dan ada luka. Lalu dilaporkan ke polda metro," terang Rikwanto.
Rikwanto pun berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Dia juga berharap keadaan kawasan Polres Jakarta Barat sudah kondusif. "Mudah-mudah besok seperti biasa lagi," lanjutnya.
Namun ketika ditanya apakah, atas insiden tersebut jabatan Kapolres Jakarta Barat bakal dicopot, Rikwanto menegaskan saat ini yang diusahakan adalah mediasi perdamaian. Bukan copot jabatan. "Masih terlalu jauh mencopot jabatan. Kita masih mediasi," pungkasnya.
Sebelumnya, korban (SK) disuruh koprol atau gerakan berguling ke depan. Sesudah koprol, dahi korban ditinju dan kemudian disuruh pergi. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka di bagian dada, rusuk retak, dan bibir pecah.
Tak hanya itu, Fadil juga menantang anggota Buser Polsektro Taman Sari itu, untuk melaporkan dirinya ke Propam. Korban saat ini masih menjalani perawatan di rumahnya di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Korban juga mengalami shock akibat penganiayaan tersebut. (Riz)