Terpidana teroris Fadli Sadama bin Muhammad alias Acin Zaid alias Buyung alias Ade diduga memiliki peran kuat dalam kerusuhan yang terjadi di Lapas Kelas I A Tanjung Gusta, Medan, Sumut, Juli lalu. Rekam jejak Fadli mencengangkan. Tak cuma pelaku terorisme, dia juga terlibat dalam sejumlah kejahatan lainnya. Kini hukuman mati menantinya.
"Memang dialah yang menjadi salah satu yang mempelopori terjadinya peristiwa tersebut termasuk melakukan penghasutan terhadap napi lain. Jadi ini cukup kuat berdasarkan hasil keterangan petugas lapas dan napi yang lari," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjend Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Rabu (4/11/2013).
"Sangat dimungkinkan (hukuman mati). Hukuman bisa diperberat dengan terungkapnya beberapa aksi perampokan dan teror. Jadi ini pelajaran buat napi lain agar tidak terjadi seperti di Tanjung Gusta," ucapnya.
Fadli diketahui adalah pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Kota Medan, Sumatera Utara. Dia juga merupakan anggota jaringan narkotika internasional yang terlibat dalam perdagangan sejata api ilegal.
"Jadi ada dugaan kuat, Fadli selain dalam CIMB Niaga sebagai perencana. Ketika CIMB terjadi, Fadli tidak terdapat di TKP, dia ada di Kuala Lumpur, Malaysia, itu dalam proses perencanaan (teror, narkoba, dll)," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjend Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Rabu (4/11/2013).
Fadli, kata Boy, dari sisi pengalaman, juga terkait jaringan teroris lain. Antara lain dengan Toni Togar yang merupakan Ketua Jamaah Islamiyah Medan.
Berikut aksi kejahatan Fadli dalam berbagai peristiwa sejak 2001-2013:
1. 2001: Fadli melakukan kegiatan persiapan untuk I'dad di Ambon.
2. 2003: Fadli diduga terlibat perampokan Bank Lippo untuk pengumpulan dana di Jalan Dr Mansyur, Medan, Sumut. "Saat itu pelakunya bersama Toni Togar. Saat ini yang bersangkutan sudah tertangkap dan berada di (Lapas) Nusa Kambangan," ungkap Boy.
3. 2007: Fadli pergi ke Malaysia dan melakukan perdagangan narkoba.
4. 2008: Terlibat perampokan di sebuah money changer di daerah Katamso, Medan, bersama dengan adik iparnya. Di sana perannya sebagai eksekutor.
5. Mei 2008: Fadli terlibat dalam perampokan pada sebuah Bank di Jalan Yos Sudarso Medan bersama dengan sejumlah orang yang sudah tertangkap diantaranya Iwan, dan Tomas, Taufik Hidayat. "Uang hasil rampokan sebesar Rp 121 juta," tutur Boy.
6. November 2008: Fadli diduga terlibat perampokan Bank Mandiri di Jalan Dede Pardede, Medan, bersama enam orang lainnya termasuk Iwan, Taufik, Tomas. Fadli (diduga) terlibat langsung sebagai pelaku. "Fadli membeli senjata api jenis FN 45 dari Thailand dan juga membeli lima pucuk senjata api berjenis AK," ujar Boy.
7. 2009: Fadli terlibat perdagangan senjata api kepada Tengku Rizal di daerah Biruen Aceh.
8. 2010 : Fadli ketika diserahkan kepada Polri. "Jadi dia beli senjata, berkait dengan aktivitas jual beli narkoba. Senjatanya kemudian dibawa ke Indonesia," paparnya.
Di tahun yang sama, Fadli juga terlibat dalam operasi perampokan di BRI Bireuen Aceh bersama rekannya yang saat ini masih dalam penyelidikan. Pada tahun ini juga dia terlibat perampokan CIMB Niaga, dan membeli senjata di Thailand Selatan kemudian dibawa ke Indonesia. (Ndy)
"Memang dialah yang menjadi salah satu yang mempelopori terjadinya peristiwa tersebut termasuk melakukan penghasutan terhadap napi lain. Jadi ini cukup kuat berdasarkan hasil keterangan petugas lapas dan napi yang lari," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjend Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Rabu (4/11/2013).
"Sangat dimungkinkan (hukuman mati). Hukuman bisa diperberat dengan terungkapnya beberapa aksi perampokan dan teror. Jadi ini pelajaran buat napi lain agar tidak terjadi seperti di Tanjung Gusta," ucapnya.
Fadli diketahui adalah pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Kota Medan, Sumatera Utara. Dia juga merupakan anggota jaringan narkotika internasional yang terlibat dalam perdagangan sejata api ilegal.
"Jadi ada dugaan kuat, Fadli selain dalam CIMB Niaga sebagai perencana. Ketika CIMB terjadi, Fadli tidak terdapat di TKP, dia ada di Kuala Lumpur, Malaysia, itu dalam proses perencanaan (teror, narkoba, dll)," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjend Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Rabu (4/11/2013).
Fadli, kata Boy, dari sisi pengalaman, juga terkait jaringan teroris lain. Antara lain dengan Toni Togar yang merupakan Ketua Jamaah Islamiyah Medan.
Berikut aksi kejahatan Fadli dalam berbagai peristiwa sejak 2001-2013:
1. 2001: Fadli melakukan kegiatan persiapan untuk I'dad di Ambon.
2. 2003: Fadli diduga terlibat perampokan Bank Lippo untuk pengumpulan dana di Jalan Dr Mansyur, Medan, Sumut. "Saat itu pelakunya bersama Toni Togar. Saat ini yang bersangkutan sudah tertangkap dan berada di (Lapas) Nusa Kambangan," ungkap Boy.
3. 2007: Fadli pergi ke Malaysia dan melakukan perdagangan narkoba.
4. 2008: Terlibat perampokan di sebuah money changer di daerah Katamso, Medan, bersama dengan adik iparnya. Di sana perannya sebagai eksekutor.
5. Mei 2008: Fadli terlibat dalam perampokan pada sebuah Bank di Jalan Yos Sudarso Medan bersama dengan sejumlah orang yang sudah tertangkap diantaranya Iwan, dan Tomas, Taufik Hidayat. "Uang hasil rampokan sebesar Rp 121 juta," tutur Boy.
6. November 2008: Fadli diduga terlibat perampokan Bank Mandiri di Jalan Dede Pardede, Medan, bersama enam orang lainnya termasuk Iwan, Taufik, Tomas. Fadli (diduga) terlibat langsung sebagai pelaku. "Fadli membeli senjata api jenis FN 45 dari Thailand dan juga membeli lima pucuk senjata api berjenis AK," ujar Boy.
7. 2009: Fadli terlibat perdagangan senjata api kepada Tengku Rizal di daerah Biruen Aceh.
8. 2010 : Fadli ketika diserahkan kepada Polri. "Jadi dia beli senjata, berkait dengan aktivitas jual beli narkoba. Senjatanya kemudian dibawa ke Indonesia," paparnya.
Di tahun yang sama, Fadli juga terlibat dalam operasi perampokan di BRI Bireuen Aceh bersama rekannya yang saat ini masih dalam penyelidikan. Pada tahun ini juga dia terlibat perampokan CIMB Niaga, dan membeli senjata di Thailand Selatan kemudian dibawa ke Indonesia. (Ndy)