Wakapolri Komjen Pol Oegroseno meminta polwan yang 'ngebet' memakai jilbab untuk pindah tugas saja ke Aceh. Sikap Oegroseno tersebut dinilai anggota Fraksi PKS DPR Nasir Djamil kurang baik.
"Ini kan sebenarnya hal yang sepele kok jadi emosi seperti itu dia. Seharusnya Pak Oegro nggak boleh emosi," ujar Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Menurut Nasir, sikap Oegro yang kontra dengan Kapolri Sutarman terlihat seolah-olah seperti orang yang kecewa akibat tidak mendapatkan apa yang dia mau.
"Saya pikir pernyataan Oegro ini menunjukan bahwa sepertinya dia (Oegro) kecewa tidak menjadi Kapolri. Seolah-olah memang kecewa, bagai seperti orang yang kehilangaan keseimbangan dan menyampaikan hal-hal yang seperti itu," tuturnya.
Seharusnya, lanjut anggota Komisi III DPR itu, bilang saja kepada polwan untuk bersabar sebentar karena institusi Polri sedang menyusun aturannya. Sedangkan, sikap yang ditunjukkan Oegro tidak pantas.
"Itu kan seperti orang yang kecewa, bahwa dia tidak jadi Kapolri kemudian dia menyampaikan hal-hal seperti itu," tandas Nasir.
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman menyatakan, penundaan pemakaian jilbab karena banyak ketidakseragaman pemakaian di antara polwan.
"Saya yang suruh (untuk buat telegram). Saya kebetulan waktu itu ada di sana, saya telepon Pak Irwasum, mas tolong moratorium dulu aturan (jilbab) karena tidak seragam. Saya melihat ada yang merah ada yang putih, ada yang macam-macam, ada yang sampai dikeluarkan. Enggk elok kan," kata Sutarman, Senin 2 Desember lalu.
Wakapolri Komjen Pol Oegroseno juga menyatakan, pemakaian jilbab bagi polwan menunggu Surat Keputusan (SK) resmi keluar dan tidak terkesan seksi. (Mut)
"Ini kan sebenarnya hal yang sepele kok jadi emosi seperti itu dia. Seharusnya Pak Oegro nggak boleh emosi," ujar Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Menurut Nasir, sikap Oegro yang kontra dengan Kapolri Sutarman terlihat seolah-olah seperti orang yang kecewa akibat tidak mendapatkan apa yang dia mau.
"Saya pikir pernyataan Oegro ini menunjukan bahwa sepertinya dia (Oegro) kecewa tidak menjadi Kapolri. Seolah-olah memang kecewa, bagai seperti orang yang kehilangaan keseimbangan dan menyampaikan hal-hal yang seperti itu," tuturnya.
Seharusnya, lanjut anggota Komisi III DPR itu, bilang saja kepada polwan untuk bersabar sebentar karena institusi Polri sedang menyusun aturannya. Sedangkan, sikap yang ditunjukkan Oegro tidak pantas.
"Itu kan seperti orang yang kecewa, bahwa dia tidak jadi Kapolri kemudian dia menyampaikan hal-hal seperti itu," tandas Nasir.
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman menyatakan, penundaan pemakaian jilbab karena banyak ketidakseragaman pemakaian di antara polwan.
"Saya yang suruh (untuk buat telegram). Saya kebetulan waktu itu ada di sana, saya telepon Pak Irwasum, mas tolong moratorium dulu aturan (jilbab) karena tidak seragam. Saya melihat ada yang merah ada yang putih, ada yang macam-macam, ada yang sampai dikeluarkan. Enggk elok kan," kata Sutarman, Senin 2 Desember lalu.
Wakapolri Komjen Pol Oegroseno juga menyatakan, pemakaian jilbab bagi polwan menunggu Surat Keputusan (SK) resmi keluar dan tidak terkesan seksi. (Mut)