Liputan6.com, Jakarta: Situasi Kota Ambon, Maluku, berangsur pulih menyusul kerusuhan yang menewaskan belasan warga, Ahad kemarin. Aktivitas warga kembali normal meski di berbagai tempat tampak polisi berjaga-jaga. "Sampai pagi ini situasi Ambon dalam keadaan aman dan terkendali," kata Gubernur Maluku Karel Ralahalu melalui telepon kepada repoter SCTV Alfito Deannova dan Sella Wangkar di Jakarta, Senin (26/4) pagi.
Karel mengatakan, masyarakat di wilayah konflik seperti Talake dam Mardika, mengungsi ke daerah yang lebih aman. Untuk menuntaskan masalah ini, pemerintah setempat menggelar pertemuan antartokoh masyarakat. Hasilnya, mereka sepakat membina masyarakat dan meminta bantuan Polri untuk memperkuat aparat keamanan yang bertugas di Ambon.
Kepolisian Daerah Maluku juga belum memberlakukan jam malam. Saat ini, Polda Maluku mengerahkan empat SSK Brimob, dua SSK Perintis Sabhara Kota Ambon, dan satu SSK perintis Kepolisian Resor Kota Ambon. Dua Batalyon Artileri Pertahanan Udara 02, dan dua SSK Artileri Medan 3 juga disiagakan. Namun, Kepala Polda Maluku Brigadir Jenderal Polisi Bambang Sutrisno mengimbau penduduk tidak keluar pada malam hari untuk menghindari bentrokan antar-warga.
Sejauh ini, Polda Maluku menahan 25 simpatisan Republik Maluku Selatan, termasuk Sekretaris Jenderal Forum Kedaulatan Maluku Alex Moses Tuanakota. Polisi juga menyita 52 bendera RMS serta sebuah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa [baca: Ambon Bergolak, 12 Tewas].
Sementara korban tewas bertambah menjadi 16 orang. Dua di antaranya berasal dari anggota Brimob yaitu Brigadir Polisi Satu Hendrik dan Briptu Bremen. Dua anggota Brimob lain juga terluka parah karena serpihan ledakan. Para korban luka dirawat di beberapa rumah sakit di Ambon seperti RS Al-Fatah, RS Gereja Protestan Maluku, RS Bhakti Rahayu, dan RS Umum Ambon.
Di Jakarta, Polri menanggapi permintaan bantuan pasukan. Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Soenarko mengatakan, akan memberangkatkan dua satuan setingkat kompi Brigade Mobil Kelapa Dua, Cimanggis, Depok, hari ini. Pasukan akan dibawa dengan pesawat Hercules untuk memperkuat petugas keamanan di Ambon.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)
Karel mengatakan, masyarakat di wilayah konflik seperti Talake dam Mardika, mengungsi ke daerah yang lebih aman. Untuk menuntaskan masalah ini, pemerintah setempat menggelar pertemuan antartokoh masyarakat. Hasilnya, mereka sepakat membina masyarakat dan meminta bantuan Polri untuk memperkuat aparat keamanan yang bertugas di Ambon.
Kepolisian Daerah Maluku juga belum memberlakukan jam malam. Saat ini, Polda Maluku mengerahkan empat SSK Brimob, dua SSK Perintis Sabhara Kota Ambon, dan satu SSK perintis Kepolisian Resor Kota Ambon. Dua Batalyon Artileri Pertahanan Udara 02, dan dua SSK Artileri Medan 3 juga disiagakan. Namun, Kepala Polda Maluku Brigadir Jenderal Polisi Bambang Sutrisno mengimbau penduduk tidak keluar pada malam hari untuk menghindari bentrokan antar-warga.
Sejauh ini, Polda Maluku menahan 25 simpatisan Republik Maluku Selatan, termasuk Sekretaris Jenderal Forum Kedaulatan Maluku Alex Moses Tuanakota. Polisi juga menyita 52 bendera RMS serta sebuah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa [baca: Ambon Bergolak, 12 Tewas].
Sementara korban tewas bertambah menjadi 16 orang. Dua di antaranya berasal dari anggota Brimob yaitu Brigadir Polisi Satu Hendrik dan Briptu Bremen. Dua anggota Brimob lain juga terluka parah karena serpihan ledakan. Para korban luka dirawat di beberapa rumah sakit di Ambon seperti RS Al-Fatah, RS Gereja Protestan Maluku, RS Bhakti Rahayu, dan RS Umum Ambon.
Di Jakarta, Polri menanggapi permintaan bantuan pasukan. Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Soenarko mengatakan, akan memberangkatkan dua satuan setingkat kompi Brigade Mobil Kelapa Dua, Cimanggis, Depok, hari ini. Pasukan akan dibawa dengan pesawat Hercules untuk memperkuat petugas keamanan di Ambon.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)