Sukses

Boni Hargens: Ruhut yang Harus Minta Maaf, Bukan Demokrat

Boni Hargens menegaskan tetap membuka ruang permintaan maaf dari Ruhut, tapi bukan dari Partai Demokrat.

Perdebatan antara pengamat politik Boni Hargens dengan politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul dalam acara talkshow di salah satu stasiun televisi tengah diproses pihak kepolisian. Proses hukum dilakukan setelah Boni yang tak terima dengan ucapan Ruhut yang dinilai rasis melaporkan Ruhut ke Polda Metro Jaya.

Namun, Boni menegaskan tetap membuka ruang permintaan maaf dari Ruhut. Syaratnya, menurut Boni, adalah permintaan maaf itu datang dari Ruhut dan tidak bisa diwakilkan oleh Partai Demokrat. Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia ini, yang merusak peradaban bukan Demokrat, tapi Ruhut.

"Makanya, kita mau yang minta maaf itu Ruhut," singkat Boni di acara deklarasi Gerakan Anti Diskriminasi, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, (8/12/2013).

Boni juga menyambut jika ada niat baik dari Ruhut untuk meminta maaf kepada publik sekaligus merumuskan permintaan maaf yang diminta Partai Demokrat. "Ayo, rumuskan permintaan maaf di media. Karena Ruhut merusak ruang publik, bukan merusak saya," ujar dia.

Apalagi, lanjut Boni, seorang Ruhut bukanlah orang penting, sehingga tak rasa benci kepada anggota Komisi III DPR itu. "Ruhut itu tidak penting," singkat dia.

Pada Kamis 5 Desember malam lalu, Ruhut sempat berdebat dengan Boni dalam sebuah talkshow yang bertema kedekatan Bu Pur dengan 'Keluarga Cikeas' di salah satu stasiun televisi swasta hingga Ruhut menyebut Boni sebagai pengamat hitam.

Lantaran terusik Boni, melaporkan Ruhut ke Mapolda Metro Jaya, tentang diskriminasi ras dan etnis pada hari Jumat 6 Desember 2013. (Ado/Yus)