Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berharap Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Provinsi Bangka Belitung tidak mendapatkan pertentangan warga. Batan akan melakukan sosialisasi agar pembangunan bisa terlaksana.
"Mudah-mudahan nggak. Karena ada sosialisasi dari Batan juga," ujar Kepala bidang pengkajian kelayakan tapak PLTN Kurnia Anzhar, saat melakukan kunjungan ke Desa Tanjung, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Minggu (7/12/2013).
Kurnia menjelaskan, dipilihnya Bangka sebagai lokasi pembangunan PLTN karena memiliki bebatuan stabil dan usianya sudah tua, sehingga layak dijadikan sebagai tapak PLTN. Selain itu, lokasi Bangka juga lebih dekat dengan Sumatera, karena itu lebih efisiens, terutama masalah jaringan listrik.
"Secara umum, usia batu di Bangka ini sudah tua sekali. Zaman jurassic," kata Kurnia.
Ia menjelaskan, Batan saat ini memiliki stasiun meteorologi, kegempaan, dan oseanografi (ilmu kelautan) di Bangka untuk menganalisis apakah suatu daerah layak didirikan PLTN. Untuk meteorologi ada 2, yaitu di Bangka Selatan dan Bangka Barat. Sedangkan untuk kegempaan ada di 10 lokasi, yaitu 8 di pulau Bangka, dan 2 di Sumatera Selatan.
Kurnia menambahkan, stasiun tersebut sudah ada sejak 2011 yang diawasi pihak konsorsium yaitu PT Surveyor Indonesia. (Rmn/Mut)
[Baca juga: HUT ke-55 Batan, Semangat Baru Inovasi Nuklir]
"Mudah-mudahan nggak. Karena ada sosialisasi dari Batan juga," ujar Kepala bidang pengkajian kelayakan tapak PLTN Kurnia Anzhar, saat melakukan kunjungan ke Desa Tanjung, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Minggu (7/12/2013).
Kurnia menjelaskan, dipilihnya Bangka sebagai lokasi pembangunan PLTN karena memiliki bebatuan stabil dan usianya sudah tua, sehingga layak dijadikan sebagai tapak PLTN. Selain itu, lokasi Bangka juga lebih dekat dengan Sumatera, karena itu lebih efisiens, terutama masalah jaringan listrik.
"Secara umum, usia batu di Bangka ini sudah tua sekali. Zaman jurassic," kata Kurnia.
Ia menjelaskan, Batan saat ini memiliki stasiun meteorologi, kegempaan, dan oseanografi (ilmu kelautan) di Bangka untuk menganalisis apakah suatu daerah layak didirikan PLTN. Untuk meteorologi ada 2, yaitu di Bangka Selatan dan Bangka Barat. Sedangkan untuk kegempaan ada di 10 lokasi, yaitu 8 di pulau Bangka, dan 2 di Sumatera Selatan.
Kurnia menambahkan, stasiun tersebut sudah ada sejak 2011 yang diawasi pihak konsorsium yaitu PT Surveyor Indonesia. (Rmn/Mut)
[Baca juga: HUT ke-55 Batan, Semangat Baru Inovasi Nuklir]