Beberapa korban tewas tragedi maut antara kereta commuter line dengan truk tangki bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pondok Betung, Jakarta Selatan hingga kini belum dapat teridentifikasi. Akibatnya, Sisca, seorang ibu rumah tangga yang menduga anaknya menjadi korban tewas menangis histeris.
Perempuan berumur 45 tahun tersebut menangis saat mendatangi Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan Senin (9/12/2013) sore. Kedatangan Sisca ke RS Dr Suyoto ini ternyata juga berbarengan dengan dipindahkannya salah satu jenazah ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi.
Melihat jenazah sudah di dalam mobil, Sisca semakin tak terkendali, dia menangis histeris. Dia terus meminta mobil jenazah berhenti untuk sekadar melihat jenazah di dalamnya guna memastikan buah hatinya. Saat melihat jenazah tersebut, Sisca langsung terkejut.
Ia menduga jenazah tersebut adalah putrinya, karena memiliki kemiripan dengan anak gadisnya yang bernama Arisa Mafira alias Icha. Ciri-ciri bocah berumur 16 tahun tersebut bertubuh besar dan mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih.
"Icha itu memang bongsor anaknya," ucap Sisca seraya menangis tersedu.
Sisca menuturkan, ketika kecelakaan tersebut berlangsung, anaknya itu pergi berangkat ke sekolah dari rumahnya di kawasan Sudimara, Serpong, Tangerang. Icha, kata Sisca, bersekolah di daerah Matraman, Jakarta Timur. "Saya sudah telepon nomor anak saya, tapi nggak aktif lagi. Saya juga sudah telepon ke sekolahnya, tapi dia tidak ada di sekolah."
Sempat terjadi debat antara pihak keluarga Sisca dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Tapi setelah dijelaskan petugas, akhirnya pihak keluarga mengerti.
"Maaf, Bu, jenazah ini perlu dibawa ke RS Polri Kramatjati agar bisa dilihat DNA-nya. Sebab kondisi korban sudah tak dapat dikenali," ucap salah satu petugas identifikasi kepada Sisca. (Rmn/Sss)
[Baca juga: Kecelakaan Maut Kereta Vs Truk Disorot Dunia]
Perempuan berumur 45 tahun tersebut menangis saat mendatangi Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan Senin (9/12/2013) sore. Kedatangan Sisca ke RS Dr Suyoto ini ternyata juga berbarengan dengan dipindahkannya salah satu jenazah ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi.
Melihat jenazah sudah di dalam mobil, Sisca semakin tak terkendali, dia menangis histeris. Dia terus meminta mobil jenazah berhenti untuk sekadar melihat jenazah di dalamnya guna memastikan buah hatinya. Saat melihat jenazah tersebut, Sisca langsung terkejut.
Ia menduga jenazah tersebut adalah putrinya, karena memiliki kemiripan dengan anak gadisnya yang bernama Arisa Mafira alias Icha. Ciri-ciri bocah berumur 16 tahun tersebut bertubuh besar dan mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih.
"Icha itu memang bongsor anaknya," ucap Sisca seraya menangis tersedu.
Sisca menuturkan, ketika kecelakaan tersebut berlangsung, anaknya itu pergi berangkat ke sekolah dari rumahnya di kawasan Sudimara, Serpong, Tangerang. Icha, kata Sisca, bersekolah di daerah Matraman, Jakarta Timur. "Saya sudah telepon nomor anak saya, tapi nggak aktif lagi. Saya juga sudah telepon ke sekolahnya, tapi dia tidak ada di sekolah."
Sempat terjadi debat antara pihak keluarga Sisca dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Tapi setelah dijelaskan petugas, akhirnya pihak keluarga mengerti.
"Maaf, Bu, jenazah ini perlu dibawa ke RS Polri Kramatjati agar bisa dilihat DNA-nya. Sebab kondisi korban sudah tak dapat dikenali," ucap salah satu petugas identifikasi kepada Sisca. (Rmn/Sss)
[Baca juga: Kecelakaan Maut Kereta Vs Truk Disorot Dunia]