PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) belum bisa mengambil kesimpulan penyebab kecelakaan maut kereta commuter line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) di perlintasan Pondok Betung, Jalan Bintaro Permai 3, Jakarta Selatan.
Humas KCJ, Eva Chairunisa mengatakan untuk sementara pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kita masih menunggu hasil penyelidikan, yang pasti untuk KRL sedang berjalan dalam kondisi normal. Namun penyebab lainnya kita belum tahu," kata Eva di Rumah Sakit Dr Suyoto, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Mengenai palang pintu perlintasan kereta api yang tidak dapat tertutup dan diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, Eva mengaku belum mengetahui hal itu.
"Soal keterlambatan palang pintu juga banyak penyebabnya. Bisa truk mogok di tengah. Kemudian apakah truk menyerobot palang pintu rel? Atau kah palang pintu nggak bisa tertutup karena truknya nyerobot. Atau palang pintu nggak berfungsi. Kita kan nggak tahu. Semuanya masih dalam proses," tandas Eva.
Sementara itu, 5 jenazah korban tewas sudah dibawa ke Rumah Sakit Sukanto Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi. 2 Korban tewas diantaranya yakni masinis dan teknisi.
"Sudah 5 kantong jenazah yang dibawa ke sini (RS Polri). Tapi masih dilakukan identifikasi," kata Kepala Humas RS Polri Sukanto, Kompol Sarwoto.
Ia menjelaskan tim dokter harus melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi jenazah. Langkah ini dilakukan mengingat kondisi korban yang sulit dikenali keluarga.
"Kondisi hangus seperti itu memang sangat sulit dikenali. Memang harus uji test DNA," tandas Sarwoto.
Hingga kini, PT KAI menyebut korban tewas mencapai 5 orang. Sementara informasi yang diterima Liputan6.com, masih ada 1 korban tewas lainnya yang sedang dalam perjalanan menuju RS Polri. (Adi/Ein)
Humas KCJ, Eva Chairunisa mengatakan untuk sementara pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kita masih menunggu hasil penyelidikan, yang pasti untuk KRL sedang berjalan dalam kondisi normal. Namun penyebab lainnya kita belum tahu," kata Eva di Rumah Sakit Dr Suyoto, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Mengenai palang pintu perlintasan kereta api yang tidak dapat tertutup dan diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, Eva mengaku belum mengetahui hal itu.
"Soal keterlambatan palang pintu juga banyak penyebabnya. Bisa truk mogok di tengah. Kemudian apakah truk menyerobot palang pintu rel? Atau kah palang pintu nggak bisa tertutup karena truknya nyerobot. Atau palang pintu nggak berfungsi. Kita kan nggak tahu. Semuanya masih dalam proses," tandas Eva.
Sementara itu, 5 jenazah korban tewas sudah dibawa ke Rumah Sakit Sukanto Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi. 2 Korban tewas diantaranya yakni masinis dan teknisi.
"Sudah 5 kantong jenazah yang dibawa ke sini (RS Polri). Tapi masih dilakukan identifikasi," kata Kepala Humas RS Polri Sukanto, Kompol Sarwoto.
Ia menjelaskan tim dokter harus melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi jenazah. Langkah ini dilakukan mengingat kondisi korban yang sulit dikenali keluarga.
"Kondisi hangus seperti itu memang sangat sulit dikenali. Memang harus uji test DNA," tandas Sarwoto.
Hingga kini, PT KAI menyebut korban tewas mencapai 5 orang. Sementara informasi yang diterima Liputan6.com, masih ada 1 korban tewas lainnya yang sedang dalam perjalanan menuju RS Polri. (Adi/Ein)