Setelah terjadi kecelakaan kereta jurusan Serpong-Tanah Abang yang menghantam truk tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) di perlintasan Teluk Betung, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember kemarin, jalur kereta sempat tak bisa digunakan. Namun, Juru bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menyatakan, 1 dari 2 rel kereta tersebut kini sudah bisa dilewati.
"Tadi pagi KRL dari Serpong bisa jalan. Kebayoran-Podok Ranji 1 jalur, timur Kebayoran Barat-Pondok Ranji. Belum ada yang sebelah sini (rel bekas kereta terbakar)," kata Bambang, di kantornya, Jakarta, Selasa (9/12/2013).
Bambang mengatakan, meski jalur kereta tersebut sudah bisa digunakan 1 jalur, namun kerta yang melintasi jalur tesebut harus menurunkan kecepatannya di bawah 10 km/jam. "Belum normal, melewati lokasi itu masih kecepatan terbatas 10 km/jam, biasanya di situ 40 km/jam, karena masih baru 1 lintasan bisa dipakai," jelasnya.
Menurutnya, setelah terjadi kecelakaan kemarin, rel kereta tersebut harus diperbaiki dan diuji kehandalannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kendala saat rel tersebut dioperasikan kembali.
"Jadi harus ada perbaikan lagi, dicek bantalannya rel-nya, kelurusan rel dilihat lagi, kabel atas diperiksa juga."
Bambang menambahkan, saat ini korban yang sebelumnya menjalankan perawatan di Rumah Sakit sudah banyak yang kembali ke rumahnya. "Tadi ke rumah sakit ada pengarahan Wakil Presiden didampingi Menteri Kesehatan, Menteri Pehubungan, Menteri Pertahanan, Wakil Gubernur DKI, ada Dirjen Perkeretaapian."
"Korban terakhir banyak pulang itu posisi jam 8 keseluruhan itu tinggal 32 orang dirawat," pungkas Bambang. (Rmn/Mut)
[Baca juga: [VIDEO] Pasca-Tragedi Bintaro II, Stasiun Sudimara Sepi Penumpang]
"Tadi pagi KRL dari Serpong bisa jalan. Kebayoran-Podok Ranji 1 jalur, timur Kebayoran Barat-Pondok Ranji. Belum ada yang sebelah sini (rel bekas kereta terbakar)," kata Bambang, di kantornya, Jakarta, Selasa (9/12/2013).
Bambang mengatakan, meski jalur kereta tersebut sudah bisa digunakan 1 jalur, namun kerta yang melintasi jalur tesebut harus menurunkan kecepatannya di bawah 10 km/jam. "Belum normal, melewati lokasi itu masih kecepatan terbatas 10 km/jam, biasanya di situ 40 km/jam, karena masih baru 1 lintasan bisa dipakai," jelasnya.
Menurutnya, setelah terjadi kecelakaan kemarin, rel kereta tersebut harus diperbaiki dan diuji kehandalannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kendala saat rel tersebut dioperasikan kembali.
"Jadi harus ada perbaikan lagi, dicek bantalannya rel-nya, kelurusan rel dilihat lagi, kabel atas diperiksa juga."
Bambang menambahkan, saat ini korban yang sebelumnya menjalankan perawatan di Rumah Sakit sudah banyak yang kembali ke rumahnya. "Tadi ke rumah sakit ada pengarahan Wakil Presiden didampingi Menteri Kesehatan, Menteri Pehubungan, Menteri Pertahanan, Wakil Gubernur DKI, ada Dirjen Perkeretaapian."
"Korban terakhir banyak pulang itu posisi jam 8 keseluruhan itu tinggal 32 orang dirawat," pungkas Bambang. (Rmn/Mut)
[Baca juga: [VIDEO] Pasca-Tragedi Bintaro II, Stasiun Sudimara Sepi Penumpang]