Sofyan Hadi, salah satu korban kecelakaan KRL maut di Bintaro semasa hidupnya dikenal sebagai sosok periang. Tak ada tanda-tanda teknisi kereta api itu akan pergi selamanya sampai hari nahas itu datang, Senin 9 Desember 2013. Namun, Sofyan menunjukkan keanehan sikap 2 hari sebelum peristiwa itu terjadi.
Kakak almarhum, Dewi Anggraini menuturkan, tepatnya pada Sabtu 8 Desember 2013, Sofyan yang periang itu tampak murung dan manja kepada sang ibu. Adiknya seperti tak mau lepas dari pelukan sang ibu jelang kepergiannya.
"Malam minggu itu memang sudah beda. Dia melukin mamanya aja," tutur Dewi Anggraini saat berbincang dengan Liputan6.com di kediamannya di Jalan RA Kartini Gang Mawar 3, Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (11/12/2013).
Saat Sofyan bermanja, lanjut Dewi bercerita, adiknya ini juga tak berhenti memuji pengorbanan dan kasih sayang ibunya sejak kecil hingga saat ini.
"Kata Sofyan 'Ma, mama itu mama yang paling hebat, sudah gedein pian sampai sekarang. Rasanya pengen peluk terus'," ucap Dewi menirukan perkataan adiknya.
Namun, tanpa disadari oleh anggota keluarga lainnya, ternyata dalam perbincangan dengan ibunya malam itu lanjut Dewi, Sofyan seakan ingin menyampaikan bahwa dirinya akan pergi untuk selamanya.
"Dia bilang sama mama saya. 'Ma, kan Pian kerja di kereta, kalau ada apa-apa di kereta ikhlas ya. Pilot saja matinya di pesawat. Masinis ya matinya di kereta'," kenang Dewi yang saat itu tak kuasa menahan air matanya.
Kereta commuter line jurusan Serpong-Tanah Abang yang ditumpangi Sofyan, menghantam truk tangki pembawa bahan bakar minyak pada Senin 9 Desember 2013, sekitar pukul 11.15 WIB. Kecelakaan mengakibatkan ledakan hebat dan membakar gerbong lokomotif dan khusus wanita. Sebanyak 7 orang penumpangnya tewas. (Gen/Mvi)
Kakak almarhum, Dewi Anggraini menuturkan, tepatnya pada Sabtu 8 Desember 2013, Sofyan yang periang itu tampak murung dan manja kepada sang ibu. Adiknya seperti tak mau lepas dari pelukan sang ibu jelang kepergiannya.
"Malam minggu itu memang sudah beda. Dia melukin mamanya aja," tutur Dewi Anggraini saat berbincang dengan Liputan6.com di kediamannya di Jalan RA Kartini Gang Mawar 3, Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (11/12/2013).
Saat Sofyan bermanja, lanjut Dewi bercerita, adiknya ini juga tak berhenti memuji pengorbanan dan kasih sayang ibunya sejak kecil hingga saat ini.
"Kata Sofyan 'Ma, mama itu mama yang paling hebat, sudah gedein pian sampai sekarang. Rasanya pengen peluk terus'," ucap Dewi menirukan perkataan adiknya.
Namun, tanpa disadari oleh anggota keluarga lainnya, ternyata dalam perbincangan dengan ibunya malam itu lanjut Dewi, Sofyan seakan ingin menyampaikan bahwa dirinya akan pergi untuk selamanya.
"Dia bilang sama mama saya. 'Ma, kan Pian kerja di kereta, kalau ada apa-apa di kereta ikhlas ya. Pilot saja matinya di pesawat. Masinis ya matinya di kereta'," kenang Dewi yang saat itu tak kuasa menahan air matanya.
Kereta commuter line jurusan Serpong-Tanah Abang yang ditumpangi Sofyan, menghantam truk tangki pembawa bahan bakar minyak pada Senin 9 Desember 2013, sekitar pukul 11.15 WIB. Kecelakaan mengakibatkan ledakan hebat dan membakar gerbong lokomotif dan khusus wanita. Sebanyak 7 orang penumpangnya tewas. (Gen/Mvi)