Sukses

[VIDEO] Ironi Korupsi Marak Vs Sekolah Bobrok

Ironis, di tengah maraknya kasus korupsi yang dilakukan sejumlah pejabat negara. Potret memprihatinkan dunia pendidikan Indonesia mencuat.

Sungguh sebuah ironi, di tengah maraknya kasus korupsi yang dilakukan sejumlah pejabat negara, potret memprihatinkan dunia pendidikan di Indonesia akibat minimnya fasilitas justru semakin mengemuka. Sejumlah sekolah tak hanya minim fasilitas, bahkan nyaris tak bisa lagi digunakan.

Seperti bangunan Sekolah Dasar Negeri 2 Ngrandah, Toroh, Grobogan Jawa Tengah yang kini sangat memprihatinkan. Sejak dibangun tahun 1982 silam, bangunan sekolah itu belum pernah direnovasi sama sekali. Padahal atapnya yang terbuat dari seng sudah mulai berkarat dan berlubang

Tak hanya itu, seperti dalam tayangan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (12/12/2013), langit-langit kelas pun banyak yang jebol karena sering terkena air hujan. Kaca jendela pun ada yang pecah dan sebagian tembok juga sudah ambrol. Jika musim kemarau tiba, hawa panas akibat seng yang memuai membuat ruang kelas menjadi terlalu panas. Saat hujan, air pun menetes dari segala penjuru ruangan.

Kondisi itu tentu saja sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa.

Pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan bantuan pada pemerintah, Namun belum ada tanggapan. Pemerintah diharapkan segera turun tangan mengatasi permasalahan itu, sehingga para siswa bisa belajar dengan nyaman.

Kondisi memprihatinkan juga terjadi pada ratusan siswa SMK Kesehatan Kota Dobo Kabupaten Aru Maluku, yang terpaksa belajar di sekolah berdinding papan dan beralaskan tanah.

Meski bangunan sekolah baru dibangun tahun 2007 silam, dinding kayu dan atap seng sekolah itu mulai keropos dimakan usia. Ruang kelas yang becek saat musim hujan dan berdebu saat kemarau datang, dirasa sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar.

Minimnya ruang kelas yang tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mencapai 880 orang, juga menjadi kendala tersendiri. Karena para guru terpaksa bekerja keras membagi jadwal mengajar pada pagi, siang dan sore hari.

Pihak sekolah juga mengaku sudah sering mengajukan anggaran untuk perbaikan. Namun lagi-lagi belum mendapat tanggapan dari pemerintah daerah maupun pusat. (Tnt/Sss)