Sukses

Tragedi Bintaro II, RSPP: Sopir Truk Belum Boleh Banyak Bicara

"Jangan terlalu banyak bergerak sebab bisa trauma inhalasi. Uap cedera panas dan ditakutkan hambat penyembuhan," kata Indra.

Polisi terus mendalami penyebab tragedi Bintaro II di pintu perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, yang melibatkan kereta Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dan mobil tangki BBM. Aparat kepolisian sudah memeriksa 9 saksi termasuk sopir dan kernet mobil tangki.

Namun, Kepala Administrasi Medis RSPP, Indra Maulana, mengatakan belum banyak keterangan yang bisa diperoleh dari sopir truk tangki Chosimin. Pasalnya, sang sopir belum dianjurkan untuk banyak berbicara.

"Jangan terlalu banyak bergerak sebab bisa trauma inhalasi. Uap cedera panas dan ditakutkan hambat penyembuhan," kata Indra di RSPP Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Ia menjelaskan saat ini komunikasi yang dilakukan Chosimin baru hanya melalui bahasa lambang. Pihaknya juga menampik alasan tersebut untuk menghambat pemeriksaan polisi terhadap supir Chosimin.

"Komunikasi dasar untuk iya dan tidak saja. Hanya komunikasi verbal, penyidik sudah identifikasi lalu BAP sudah dilakukan. Jadi nggak kita hambat pemeriksaan," ucap Indra.

Ia menambahkan menurut tim dokter RSPP, Chosimin dan kernet Mujiono bisa kembali pulih seperti sedia kala dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya 2 pekan ke depan. Itu pun dengan catatan, keduanya menjalani rawat jalan. Terkait biaya, pihak Pertamina berjanji bertanggung jawab penuh.

"Korban rata-rata mengalami luka bakar 5-37 persen, luka bakar derajatnya dalam dan luas. Kita operasi pembersihan luka. Tapi tak ada yang mengancam jiwa," tandas Indra. (Adi/Yus)