Sukses

3 Rangkaian Penembakan di Freeport Papua, Polisi Periksa Saksi

Penembakan itu terjadi sebanyak 3 kali pada Minggu-Selasa 8-10 Desember lalu di Mil 41, Timika, Papua.

Penyidik Kepolisian Resort Mimika, Papua, telah memeriksa sejumlah saksi kasus rangkaian penembakan yang terjadi di area pertambangan PT Freeport. Penembakan itu terjadi sebanyak 3 kali pada Minggu 8 Desember, Senin 9 Desember, dan Selasa 10 Desember lalu.

"Saksi-saksi yang telah dimintai keterangan yaitu para sopir kendaraan yang terkena tembakan di ruas jalan yang menghubungkan Timika-Tembagapura," kata Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Aditya Bagus Arjunadi di Mimika, Jumat (13/12/2013).

Di antaranya Praka Warsidi, anggota TNI Brigif 20 Ima Jaya Karamo. Warsidi yang mengemudikan mobil Toyota Innova nomor polisi S 739 WG ditembak oleh gerombolan senjata di Mil 41, Timika, Minggu 8 Desember lalu

Selanjutnya saksi Agustinus Weiyay, karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia yang mengemudikan mobil tangki air. Mobil yang dikemudikan Agustinus ditembak gerombolan bersenjata juga di Mil 41, Timika, Senin 9 Desember lalu. Turut dimintai keterangan yaitu sejumlah anggota Satgas Pengamanan PT Freeport yang bertugas di Pos Mil 41. Lokasi penembakan hanya berjarak 300 meter dari Pos Mil 41.

Sedangkan untuk kasus penembakan ketiga terhadap konvoi kendaraan pengawal bahan peledak, penyidik Polres Mimika telah meminta keterangan 3 saksi pada Selasa 10 Desember 2013. Mereka adalah 2 petugas pengawal serta pengemudi mobil yang kendaraannya ditembak gerombolan bersenjata.

Aditya mengatakan semua kendaraan yang terkena tembakan senjata api gerombolan bersenjata sudah diamankan untuk kepentingan penyidikan kasus ini. Kendaraan-kendaraan tersebut yakni mobil Toyota Innova nomor polisi S 739 WG, truk tangki air nomor lambung 021010, dan kendaraan patroli pengawalan escort warna putih nomor lambung 01-4785.

Penyidik Polres Mimika juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Sudah ada selongsongan peluru yang kita amankan. Kita akan melakukan uji balistik di Labfor untuk mengetahui jenis peluru tersebut," jelas Aditya. (Ant/Adi/Sss)