Liputan6.com, Padang: Pemerintah Kota Padang akan merehabilitasi aliran Sungai Batang Air Dingin di Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatra Barat, untuk menahan luapan air yang mengakibatkan banjir, kemarin. Wali Kota Padang Fauzi Bahar mengatakan alur sungai banyak berubah terutama di kawasan pemukiman. Akibatnya meski hujan turun hanya beberapa jam, perumahan di pinggir bantaran sungai pasti kebanjiran. Demikian diungkapkan Fauzi di Padang, Sumbar, Jumat (7/5).
Di sisi lain, Fauzi menjelaskan bahwa empat kelurahan, yaitu Kelurahan Lubuk Buaya, Kelurahan Batipuh Panjang, Kelurahan Pasia Nan Tigo, dan Kelurahan Aia Pacah paling parah terendam banjir. Ratusan kepala keluarga di keempat daerah tersebut masih mengungsi ke tempat penampungan. Selain menghambat kegiatan perekonomian, aktivitas belajar mengajar juga terhenti. Soalnya, banyak ruangan kelas yang terendam air.
Fauzi menambahkan, sebagian pengungsi yang rumahnya jauh dari daerah banjir sudah pulang ke rumah masing-masing. Mereka sejak tadi siang sibuk membersihkan sampah dari dalam rumah yang masuk karena terseret air bah.
Banjir di Padang juga menghanyutkan empat nelayan di kawasan Pasir Jambak, Kecamatan Koto Tangah. Untunglah, dua nelayan yakni Wandi Marjono dan Wildra Wahyu sudah ditemukan dalam keadaan selamat, kemarin, sekitar pukul 15.00 WIB. Sementara dua orang lagi, Dasril dan Era hingga saat ini belum diketahui nasibnya [baca: Nelayan Pasir Jambak Hilang di Laut].
Wandri Marjono alias Iwan dan Wildra Wahyu alias Iwil hilang ditelan ombak di daerah Pantai Pasir Kandang. Saat itu mereka pergi ke tengah laut untuk memperbaiki bagan [sejenis perangkap ikan] miliknya yang dibawa ombak. Sementara itu tidak jauh dari Pasir Kandang, Dasril dan Era juga hilang saat pergi mencari telur penyu ke Pulau Sao.
Menurut salah seorang keluarga Dasril, Met, upaya pencarian di pulau tempat mereka mencari telur penyu maupun di sekitarnya telah dilakukan sejak Kamis pagi. Namun tidak diketemukan jejaknya. Upaya pencarian terpaksa dihentikan karena hujan badai kembali datang.(KEN/Denni Risman)
Di sisi lain, Fauzi menjelaskan bahwa empat kelurahan, yaitu Kelurahan Lubuk Buaya, Kelurahan Batipuh Panjang, Kelurahan Pasia Nan Tigo, dan Kelurahan Aia Pacah paling parah terendam banjir. Ratusan kepala keluarga di keempat daerah tersebut masih mengungsi ke tempat penampungan. Selain menghambat kegiatan perekonomian, aktivitas belajar mengajar juga terhenti. Soalnya, banyak ruangan kelas yang terendam air.
Fauzi menambahkan, sebagian pengungsi yang rumahnya jauh dari daerah banjir sudah pulang ke rumah masing-masing. Mereka sejak tadi siang sibuk membersihkan sampah dari dalam rumah yang masuk karena terseret air bah.
Banjir di Padang juga menghanyutkan empat nelayan di kawasan Pasir Jambak, Kecamatan Koto Tangah. Untunglah, dua nelayan yakni Wandi Marjono dan Wildra Wahyu sudah ditemukan dalam keadaan selamat, kemarin, sekitar pukul 15.00 WIB. Sementara dua orang lagi, Dasril dan Era hingga saat ini belum diketahui nasibnya [baca: Nelayan Pasir Jambak Hilang di Laut].
Wandri Marjono alias Iwan dan Wildra Wahyu alias Iwil hilang ditelan ombak di daerah Pantai Pasir Kandang. Saat itu mereka pergi ke tengah laut untuk memperbaiki bagan [sejenis perangkap ikan] miliknya yang dibawa ombak. Sementara itu tidak jauh dari Pasir Kandang, Dasril dan Era juga hilang saat pergi mencari telur penyu ke Pulau Sao.
Menurut salah seorang keluarga Dasril, Met, upaya pencarian di pulau tempat mereka mencari telur penyu maupun di sekitarnya telah dilakukan sejak Kamis pagi. Namun tidak diketemukan jejaknya. Upaya pencarian terpaksa dihentikan karena hujan badai kembali datang.(KEN/Denni Risman)