Peristiwa meninggalnya Mita Diran, seorang copywriter yang bekerja selama 30 jam nonstop masih menyisakan sejumlah tanya. Perusahaan tempat Mita berkantor, Young and Rubicam (Y&R Indonesia) mengakui karyawannya itu terlibat dalam beberapa proyek.
"Yang bisa kami sampaikan adalah Mita terlibat di beberapa proyek, dan mampu melakukan tugas–tugasnya dengan baik," kata Direktur Keuangan Y&R Indonesia Asia Tenggara, Sie Zin Lie, kepada Liputan6.com, Rabu (18/12/2013).
Proyek apa saja yang ditangani gadis 27 tahun bernama lengkap Pradnya Paramita itu? Perusahaan masih menutup rapat. Perusahaan menganggap informasi itu tidak bisa disampaikan kepada publik.
"Kami memiliki kewajiban untuk tidak menginformasikan kepada pihak luar proyek apa saja yang sedang kami kerjakan," tambah dia lagi.
Saat ini, kata Sie Zin, perusahaan masih mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi secara internal. Prioritas perusahaan saat ini memberikan dukungan dan doa kepada keluarga Mita. "Serta seluruh karyawan Y&R yang saat ini sedang berduka," ujar dia.
Ayah Mita, Agung Nugroho mengakui salah satu penyebab meninggalnya Mita karena kelelahan bekerja. "Kurang lebih benar," kata Agung saat berbincang dengan Liputan6.com di rumah duka, Senin 16 Desember lalu.
Pernyataan Agung tersebut didukung keterangan dokter RS Pusat Pertamina (RSPP) yang menangani Mita. Dari Dokter tersebut, Agung menuturkan, Mita meninggal setelah mendapat perawatan intensif selama kurang lebih 18 jam. "Kata dokter, Mita ada pendarahan otak karena kelelahan," terang Agung.
Pengakuan kerja nonstop itu dituangkan Mita di akun Twitter yang ditulisnya pada pukul 05.47 WIB, Sabtu 14 Desember 2013. "30 hours of working and still going strooong," tulis Mita. (Ism/Yus)
"Yang bisa kami sampaikan adalah Mita terlibat di beberapa proyek, dan mampu melakukan tugas–tugasnya dengan baik," kata Direktur Keuangan Y&R Indonesia Asia Tenggara, Sie Zin Lie, kepada Liputan6.com, Rabu (18/12/2013).
Proyek apa saja yang ditangani gadis 27 tahun bernama lengkap Pradnya Paramita itu? Perusahaan masih menutup rapat. Perusahaan menganggap informasi itu tidak bisa disampaikan kepada publik.
"Kami memiliki kewajiban untuk tidak menginformasikan kepada pihak luar proyek apa saja yang sedang kami kerjakan," tambah dia lagi.
Saat ini, kata Sie Zin, perusahaan masih mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi secara internal. Prioritas perusahaan saat ini memberikan dukungan dan doa kepada keluarga Mita. "Serta seluruh karyawan Y&R yang saat ini sedang berduka," ujar dia.
Ayah Mita, Agung Nugroho mengakui salah satu penyebab meninggalnya Mita karena kelelahan bekerja. "Kurang lebih benar," kata Agung saat berbincang dengan Liputan6.com di rumah duka, Senin 16 Desember lalu.
Pernyataan Agung tersebut didukung keterangan dokter RS Pusat Pertamina (RSPP) yang menangani Mita. Dari Dokter tersebut, Agung menuturkan, Mita meninggal setelah mendapat perawatan intensif selama kurang lebih 18 jam. "Kata dokter, Mita ada pendarahan otak karena kelelahan," terang Agung.
Pengakuan kerja nonstop itu dituangkan Mita di akun Twitter yang ditulisnya pada pukul 05.47 WIB, Sabtu 14 Desember 2013. "30 hours of working and still going strooong," tulis Mita. (Ism/Yus)